KONTEKS.CO.ID – Penyerangan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) terhadap rombongan polisi di Papua, diklain sebagai aksi balas dendam.
Aksi balas dendam itu dilakukan oleh kelompok dari divisi wilayah II Saireri, Papua. Mereka melakukan aksi balasan karena TNI menyerang markas mereka.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Staf Komandan Divisi Wilayah II Saireri dalam video yang diunggah dalam YouTube TPNPB OPM Yapen Wilayah II Saereri yang baru saja ditayangkan pada Rabu 14 Desember 2022.
“TNI Polri punya perbuatan inilah akibatnya,” kata Kepala Staf Komandan Divisi Wilayah II Saireri.
Aksi balas dendam itu menyebabkan seorang warga sipil tewas serta 3 mobil polisi dibakar. Klik videonya di sini.
“Kami siap untuk tantang negara NKRI. Kami siap. Kami balas dendam karena pasukan TNI Indonesia bongkar markas saya, markas divisi kami,” ujarnya lagi.
Dalam video yang diunggah terjadi baku tembak antara polisi dengan KKB atau TPNPB-OPM. Polisi juga diserang dengan bom molotov.
Sebanyak 25 orang polisi terpaksa dievakuasi akibat serangan KKB yang juga disebut kelompok separatis itu.
Kapolres Yapen, AKBP Herzoni Saragih mengatakan, pada saat penghadangan yang dilakukan KKB itu sempat terjadi kontak tembak.
“Namun anggota lebih memilih menyelamatkan diri lantaran KKB menggunakan bom rakitan atau bom molotov yang berbahan baku mesiu,” kata Herzoni Saragih, Rabu 14 Desember 2022.
Herzoni mengatakan, penyerangan KKB tersebut terjadi saat polisi sedang menuju titik pemalangan jalan di Pertigaan Simpang Sobeba, Distrik Yapen Utara, Kepulauan Yapen.
“Puji Tuhan seluruh anggota kami selamat,” ujarnya.
Diperkirakan, jumlah anggota KKB yang menyerang berjumlah 40 orang dan membawa senjata api.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"