KONTEKS.CO.ID – Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu, terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Yosua mengungkap skenario awal yang disampaikan Ferdy Sambo.
Bharada Richard Eliezer mengisahkan mengenai dirinya yang baru saja tiba di Jakarta dari Magelang, Jawa Tengah, tepat di rumah pribadi Ferdy Sambo Saguling, dia mengaku diminta oleh Ricky untuk pergi ke lantai tiga atas perintah Ferdy Sambo.
Ketika tiba di lantai 3, dirinya duduk di atas sofa, dan semula hanya bertemu dengan Ferdy Sambo. Menyusul untuk duduk di sofa beberapa saat kemudian adalah Putri Candrawathi.
Saat itu, Ferdy Sambo bertanya kepada Bharada Richard peristiwa di Magelang. Bharada Richard pun mengaku tidak tahu.
Ferdy Sambo mengatakan Brigadir Yosua telah melecehkan Putri Candrawathi di kediamannya di Magelang.
Saat itu Bharada Richard mengaku takut karena saat itu karena dirinya merupakan salah satu ajudan yang ada di Magelang saat itu.
Setelahnya, Ferdy Sambo pun menunjukkan amarah terkait peristiwa yang terjadi di Magelang.
“Kurang ajar ini, kurang ajar. Dia sudah tidak menghargai saya. Dia menghina harkat martabat saya,” ucap Richard mengutip Ferdy Sambo.
Bahkan, Richard mengungkapkan, Ferdy Sambo sempat mengucap, “Harus dikasih mati anak ini” dengan emosi dan wajah yang sudah memerah.
Usai menumpahkan emosinya, Richard pun mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo mengatakan, “Nanti, kau yang tembak Yosua, ya. Karena kamu yang tembak Yosua, saya yang akan bela kamu. Kalau saya yang tembak, tidak ada yang bela kita.”
Ferdy Sambo pun memaparkan skenario yang akan mereka gunakan, yakni peristiwa diawali dengan pelecehan dari Yosua terhadap Putri Candrawathi. Kemudian, Putri berteriak dan didengardengan Richard.
Setelah Richard datang ke tempat Putri dan Yosua ketahuan, terjadi adu tembak antara Yosua dengan Richard, yang berakhir pada terbunuhnya Richard. Demikian paparan skenario oleh Sambo kepada Richard, tepat di hadapan Putri Candrawathi.
Mendengar skenario tersebut, Richard mengaku kaget, takut, dan merasa tertekan. Pergolakan tersebut mengakibatkan pikirannya menjadi kacau dan dirinya terdiam.
Ketika meyakinkan Richard untuk melakukan penembakan, Ferdy Sambo berulang kali mengatakan bahwa skenario tersebut menempatkan Richard dalam posisi yang aman. Pertama, Richard berada di dalam posisi membela Putri Candrawathi. Kedua, Richard berada di dalam posisi membela diri karena, berdasarkan skenario, Yosua menembak Richard terlebih dahulu.
Oleh karena itu, Ferdy Sambo menegaskan kepada Richard bahwa ia berada di dalam posisi yang aman.
Lantas, sebelum beranjak menuju rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Richard sempat ke kamar mandi dan berdoa kepada Tuhan.
Ia memohon agar Ferdy Sambo berubah pikiran dan berharap agar peristiwa Duren Tiga tidak terjadi. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"