KONTEKS.CO.ID – Pernyataan presiden Jokowi menyebut ciri pemimpin yang betul-betul memikirkan rakyat memiliki muka berkerut dan berambut putih, dinilai merupakan gimmick dan sebuah absurditas.
“Jokowi boleh saja menyebut ciri ciri, itu sah. Tapi semuanya khan tergantung bu Mega. Karena apapun kriterianya, keputusan ditangan partai,” jelas Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto.
Pria yang akrab disapa Petot ini mengatakan pernyataan ini hanyalah gimmick untuk memberi harapan kepada pihak pihak yang berencana ikut kontestasi Pilpres 2024. “Kalau misal ciri ciri sudah tepat, namun tidak didukung partai politik atau tidak memenuhi syarat Presidential Treshold 20 persen, khan percuma. Makanya saya menyebut kriteria dari presiden itu seperti angin surga untuk para kandidat. Hanya menina bobokan saja,” jelasnya saat dihubungi Konteks.co.id, Minggu 27 November.
Hari sendiri heran Jokowi berkali kali mengungkapkan kriteria kandidat capres, “apakah Jokowi bisa menginfluence partai agar memilih kandidat berdasarkan kriterianya? Khan tidak. Kecuali memiliki partai politik sendiri.”
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Indonesian Pubic Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai pernyataan Jokowi dihadapan relawan di GBK pada Sabtu 26 November merupakan sinyal terkuat selama ini. “Ini secara kuantitas ya saya menganalisanya,” ujarnya. Ia menilai sebenarnya sinyalemen kemarin yang dilontarkan merupakan sinyal yang absurb, karena ada variabel partai politik yang menjadi penentu.
“Pernyataan pernyataan ini sering terlontar oleh Jokowi diberbagai kesempatan. Saya menangkap hingga hari ini belum mengerucut kepada satu nama. Kadang presiden seolah olah meng endorse Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo.”
Sebelumnya, di hadapan ribuan relawannya di GBK, Sabtu 26 November Jokowi sebut ciri pemimpin yang betul-betul memikirkan rakyat memiliki muka berkerut dan berambut putih. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"