KONTEKS.CO.ID – Nama mantan polisi Polresta Samarinda, Ismail Bolong, mendadak mencuat ke hadapan publik karena video pengakuannya sebagai pengepul batu bara ilegal di Kalimantan Timur (Kaltim), viral di media sosial dan WhatsApp.
Dalam video viral itu, Ismail Bodong mengaku memberikan setoran kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto atas testimoni yang menyatakan bahwa dia telah menyetor uang tambang ilegal sebesar Rp6 miliar.
Lalu siapa Ismail Bolong ini?
Mendadak Menjajukan Pensiun
Ismail Bolong merupakan mantan anggota polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi Satu atau Aiptu dari Polres Samarinda, Kaltim. Terakhir betugas, Ismail Bolong berada di Satuan Intelijen Keamanan Polresta Samarinda, Kaltim.
Pemberian pensiun terhadap Ismail Bolong dikeluarkan berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Kalimatan Timur, Nomor: Kep/460/V/2022. Dia mengajukan pensiun atas permintaan sendiri. Surat keputusan dikeluarkan pada 1 Juli 2022.
Mengeluarkan Pernyataan Setoran ke Kabareskrim
Ismail Bolong, mendadak mencuat ke hadapan publik karena video pengakuannya. Tidak sedikit, uang yang disetorkan langsung di ruang kerja Komjen Agus Andrianto itu isunya disebarkan oleh Ismail Bolong. Jumlahnya mencapai Rp6 miliar.
Dia disebutkan memiliki usaha penambangan batu bara ilegal. Pemberian uang setoran itu diduga kuat difasilitasi oleh perusahaan yang berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan. Uang dalam bentuk rupiah itu kemudian ditukarkan dalam bentuk dollar dan baru diserahkan.
Testimoni Dibuat dengan Penuh Tekanan
Ismail Bolong meminta maaf kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto atas testimoni yang menyatakan m telah menyetor uang tambang ilegal sebesar Rp6 miliar.
“Perkenankan saya mohon maaf kepada Kabareskrim atas berita viral yang beredar. Saya klarifikasi bahwa berita itu tidak benar. Dan saya pastikan tidak berkomunikasi dengan Pak Kabareskrim apalagi memberikan uang,” kata Ismail Bolong dikutip dari Akun YouTube TribunNetwork, Sabtu 6 November 2022.
Bahkan Ismail mengaku dibawa ke sebuah hotel untuk membacakan testimoni yang sudah disiapkan yang berisi soal setoran uang tambang ke Kabareskrim.
Ismail Bolong Mengaku Ditekan Hendra Kurniawan
Mengenai testimoni soal setoran uang tambang ilegal Rp6 miliar ke Kabareskrim, Ismail Bolong mengaku dibuat atas tekanan mantan Karo Paminal Mabes Polri Hendra Kurniawan. Hendra Kurniawan saat ini didakwa kasus perintangan penyidikan pembunuhan Brigadir Yosua oleh Ferdy Sambo.
Dia mengaku diancam agar memberikan testimoni terkait Kabareskrim menerima setoran uang darinya.
“Untuk memberikan testimoni kepada Kabareskrim dengan penuh tekanan dari Pak Hendra, Brigjen Hendra, pada saat itu saya berkomunikasi melalui HP anggota Paminal dengan mengancam akan dibawa ke Jakarta kalau nggak melakukan testimoni,” kata Ismail dikutip dari video testimoninya, Minggu 6 November 2022.
Muncul Isu Perang Bintang di Tubuh Polri
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memberikan perhatian serius atas testimoni Ismail Bolong yang menyebut menyetor uang sebesar Rp6 miliar kepada Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto, dari hasil mengepul dari pengusaha tambang ilegal di Kalimantan Timur.
Menko Polhukam Mahfud MD mengaku mendapat kiriman video testimoni terbaru yang mencabut pernyataan awalnya. Mahfud tergelitik. Dia menyebut perang bintang sedang terjadi di tubuh Polri.
“Isu perang bintang terus menyeruak. Dalam perang ini, para petinggi yang sudah berpangkat bintang saling buka kartu truf. Ini harus segera kita redam dengan mengukir akar masalahnya,” kata Mahfud melalui pesan singkat, Minggu 6 November 2022.
“Sudah dibantah sendiri oleh Ismail Bolong. Katanya sih waktu membuatnya Februari 2022 atas tekanan Hendra Kurniawan. Kemudian Juni dia minta pensiun dini dan dinyatakan pensiun per 1 Juli 2022,” tambah mantan Ketua MK.
Isu perang bintang menyeruak sejak kasus Ferdy Sambo ditetapkan tersangka kasus pembunuhan Brigadir Yosua. Adalah Komjen Agus yang membuka skenario Ferdy Sambo. Bahkan sempar beredar, jika Ferdy tak jadi tersangka, sejumlah jenderal akan mundur.
Tak sampai disitu, di media sosial kemudian beredar konsorsium 303. Ferdy Sambo disebut pegang kendali. Setelah itu juga muncul konsorsium judi online wilayah Sumut yang menyeret Kabareskrim.
Lalu terbaru, kasus keterlibatan Irjen Pol Teddy Minahasa dalam kasus narkoba. Rentetan kasus-kasus tersebut menegaskan ada perang bintang di tubuh Koprs Bhayangkara.
Seperti diketahui, Ismail Bolong sebelumnya mengakui memberikan setoran langsung di ruang kerja Komjen Agus Andrianto sebanyak Rp6 miliar. Setoran pertama Rp2 miliar diberikan pada Oktober 2021, kemudian setoran kedua Rp2 miliar diberikan pada November 2021, dan setoran ketiga Rp2 miliar diberikan pada Desember 2021.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"