KONTEKS.CO.ID – Mensos Tri Rismaharini atau Risma mengungkapkan permasalahan yang terjadi saat penyaluran Bantuan Langsung Tunia (BLT) di beberapa daerah di Indonesia.
Salah satu permasalahan, kata Risma, yakni tidak adanya ATM di daerah terpencil seperti Aceh dan Bali. Kemudian, warga perlu menyewa kendaraan untuk mencairkan BLT tersebut.
Karena itu, Kemensos bekerja sama dengan PT Pos Indonesia untuk menyalurkan BLT tersebut. Dengan begitu, pencairan akan memakan waktu yang lebih cepat.
“Proses bank butuh waktu 3 bulan untuk buka rekening sehingga untuk kami sampaikan kalau meninggal dan diganti istri atau anak nggak bisa kita berhenti atau off, maka itu kami pilih PT Pos,” kata Risma.
Risma menyampaikan, Kemensos dalam hal ini meminta kepada PT Pos Indonesia untuk menyalurkan BLT ke rekening penerimaan maanfaat.
“Jadi PT Pos yang menyalurkan, mereka datang ke tempat tersebut tapi masuk ke rekening keluarga penerima manfaat (KPM),” ujarnya.
Risma mengatakan, dalam catatan Kemensos ada permasalahan dalam penyerapan BLT.
“Setelah kita dalami, kenapa penyerapannya itu kecil,” katanya.
Misalnya seperti wilayah di Provinsi Aceh, masyarakat perlu menyeberang dengan kapal untuk melakukan pencairan BLT.
Ternyata ada yang daerah, misalnya kaya Aceh itu dia harus nyebrang kalau ngambil (BLT), karena nggak ada ATM atau pos. Sehingga dia harus nyeberang,” tambahnya.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"