KONTEKS.CO.ID – Banjir Jakarta menjadi topik “panas” di Ibu Kota. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, pun buka suara perihal banjir dalam beberapa hari belakangan ini.
Heru Budi mengatakan, banjir yang melanda Jakarta karena durasi hujan dengan intensitas waktu lama. Selain itu, kapasitas daya tampung drainase atau sumur resapan yang Pemprov DKI miliki tak cukup ketika hujan lebat mengguyur Jakarta berdurasi panjang.
“Terakhir sekitar posisi antara 14 Maret,15 Maret, 16 Maret curah hujan cukup tinggi 180 mm. Sedangkan drainase kita hanya menampung maksimum makro 150 mm, kalau mikro 100,” kata Heru Budi mengutip, Selasa 19 Maret 2024.
Menurut dia, dengan hujan yang tak henti mengakibatkan kapasitas drainase yang Pemprov DKI miliki belum dapat menyambut debit air. Tak ayal, faktor itu yang menyebabkan banjir masih sering terjadi di Jakarta.
Ada sejumlah wilayah Ibu Kota masih terendam banjir, dengan hujan yang tak henti dan kapasitas yang dipunya Pemprov DKI belum dapat mengatasi secara penuh.
“Sehingga memang masih di area tertentu jakarta mengalami banjir jika curah hujan cukup tinggi dan curah hujan tidak henti di atas 5 jam,” urainya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pembangunan embung harus lebih banyak guna membantu menyelesaikan persoalan banjir.
“Maka kita perlu embung cukup banyak,” ucap Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) ini.
Di samping itu, Heru Budi menambahkan, perlu juga pompanisasi yang saat ini Pemprov DKI punya pompa mobile sekitar 580 dan semuanya aktif. “Hanya ada 10 yang sedang perbaikan ringan,” tandasnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"