KONTEKS.CO.ID – Ketidakhadiran KSP Moeldoko saat pelantikan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Menteri ATR/BPN menyisakan tanda tanya besar.
Analis politik Citra Institute, Efriza, menilai, Moeldoko pastinya legowo AHY masuk ke jajaran kabinet pemerintahan Presiden Jokowi.
Meskipun Moeldoko dan AHY hubungannya sempat memanas, karena kudeta terhadap Partai Demokrat, akan tetapi mantan Panglima TNI itu menerima keberadaan anak Presiden ke-6 RI itu di kabinet.
“Makanya PD (Partai Demokrat) bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran, Moeldoko juga menerima saja,” katanya kepada KONTEKS.CO.ID, Jumat, 23 Februari 2024.
“Buktinya ia (Moeldoko) juga mengucapkan selamat kepada AHY sebagai menteri,” tambahnya.
Efriza menilai, kudeta yang dilakukan Moeldoko ditengarai untuk menguji kemampuan AHy dalam memimpin Partai Demokrat.
“Sekadar gangguan kecil, anggap saja gangguan untuk menguji kemampuan kepemimpinan AHY,” jelasnya.
Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang itu menyampaikan, ketidakberhasilan kudeta Moeldoko terhadap Partai Demokrat seyogyanya tidak perlu dikaitkan dengan pengangkatan AHY sebagai menteri.
Sebab, menurut Efriza, Moeldoko juga tidak merasa bersalah terhadap Partai Demokrat, karena kudeta tersebut sudah berakhir dan putus oleh pengadilan.
“Ia (Moeldoko) tentu tak perlu merasa bersalah. Ia menganggap sebuah dinamika politik saja yang didukung oleh peluang politik,” pungkasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"