KONTEKS.CO.ID – Anak inspiratif, namanya Muhammad DeLiang Al Farabi. Meskipun masih bocah cilik (bocil), ia bisa membuktikan bahwa anak usia 11 tahun bisa menulis buku berkualitas sebanyak 40 buku.
Menarikanya lagi, buku yang ia tulis semuanya berbahasa Inggris. Kemampuan yang tak banyak dipunyai anak seusianya.
Muhammad DeLiang Al Farabi memang berbeda dengan bocil kekinian. Mereka umumnya suka hanya berkutat dengan gadget sebagai hiburan.
Ia punya hobi menulis dan menuangkannya ke dalam sebuah buku. Tak heran capaian DeLiang Al Farabi bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak lainnya.
Profil Muhammad DeLiang Al Farabi
DeLiang Al Farabi adalah anak sulung dari pasangan Ario Muhammad dan Ratih Anggraini. Ia lahir di Taipei, Taiwan, pada 18 Januari 2012. Kemudian pindah bersama orang tuanya ke Bristol, Inggris.
Sekadar informasi, kedua orang tua DeLiang berasal dari Trenggalek, Jawa Timur. Sementara ini mereka tinggal di luar negeri karena sedang menjalani pendidikan S3 di Universitas Bristol.
DeLiang mulai gemar menulis saat di usianya masih kecil tujuh tahun. Buku pertamanya yang ia terbitkan berjudul “DeLiang the Deer” dan novel pertamanya berjudul “A Tale of J: A Dark Winter”.
Menginjak usia 10 tahun, DeLiang sudah berhasil menghasilkan royalti pertama dari karyanya senilai Rp15 juta. Fee itu ia dapat melalui penjualan lima buku dalam seri DeLiang the Deer dan juga tiga novel komedi bertajuk Dark Winter, Weird Family, dan Quirky Friends.
Dua novel yang telah DeLiang tulis, berjudul “A Tale of J Quirky Friends”, dan “Stories of the Worst Bullies History“, bahkan masuk ke dalam Top 15 Amazon Book Amerika dan Inggris di kategori Dark Comedy.
Sementara itu, novel fantasinya yang berjudul ‘Rigel: The Last Guardian’ sempat menempati posisi Top 50 Amazon Amerika dan Inggris.
Selain menulis, DeLiang juga hobi membaca. Ia bisa melahap lebih dari 300 buku setiap tahunnya.
Puncaknya pada tahun 2023 kemarin, penulis cilik itu telah melampaui rekornya sendiri dengan telah membaca sebanyak 368 buku.
Dukungan Penuh Orang Tua
Di balik kesuksesan anak tentu ada dukungan orang tua di belakangnya. Begitu juga dengan DeLiang.
Hobinya menulis berkat sokongan ayahnya, Ario Muhammad. Wujud dukungan itu berupa motivasi dengan memberikan buku.
“Sebenarnya aku didorong oleh ayahku. Dia memberiku sebuah silver diary dan memintaku untuk menulis cerita pendek atau apapun. Kemudian aku mulai tertarik untuk menulis beberapa cerita,” tulis DeLiang dengan bahasa Inggris, mengutip akun @ario_muhammad87, Sabtu 27 Januari 2024.
Ario menilai menulis pada sebuah buku diary adalah cara bagi anak-anak untuk melampiaskan perasaannya. Melalui pembiasaan anaknya menulis emosi pada sebuah buku, mereka memberikan wadah berkreativitas DeLiang berkembang.
Merujuk website amazon.com/stores, buku-buku karya DeLiang tersedia dalam bentuk cetak dan kindle. Beberapa judul buku teratasnya yakni The Boy Who Become a Fairy Rigel: Two Books in One, A Tale of J: A Dark Winter, A Letter to Daisy, dan The Boy Who Become a Fairy Rigel: The Ultimate Battle. (Penulis: Zidane Omar – Jurnalis Magang) ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"