KONTEKS.CO.ID – Presiden Jokowi memihak dalam Pilpres 2024. Untuk itu, ia dinilai telah melakukan kejahatan politik besar menjelang pesta demokrasi sehingga sudah sepatutnya mengundurkan diri.
Pendapat itu tersampaikan oleh pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, terkait pernyataan kontroversial Presiden Joko Widodo yang menyatakan keberpihakan politik pejabat negara, khususnya presiden dan menteri pada Pilpres 2024.
Connie berpandangan, Presiden Jokowi memihak dalam Pilpres 2024 artinya telah melakukan kejahatan politik dengan pernyataan tersebut.
“Ini gawat. Gambar kemarin membuat saya merasa Presiden sudah tak mau cuti, tidak mau mundur. Malah melakukan kejahatan politik. Ini kejahatan terbesar politik,” tegas Connie dalam diskusi Pemilu Curang Menyoal Netralitas Presiden hingga Laporan Kemhan ke Bawaslu yang PBHI gelar di Tebet, Jakarta, Kamis 25 November 2024.
“Apa kejahatan terbesar di politik itu? High treason. Dia mengkhianati negara dan sistem demokrasi, karena fungsi dia (sebagai presiden) sudah campur adukkan sendiri antara posisi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, dan kepala rumah tangga,” paparnya.
Jika presiden ngotot mendukung, lanjut Connie, apalagi menyatakan dukungan dengan memberi kesan jajaran TNI siap menyokong di belakangnya, maka kepala negara wajib menanggung konsekuensinya.
Konsekuensi Presiden Jokowi Memihak
Salah satu konsekuensinya adalah mengundurkan diri. “Ini bukti dia tidak bisa pisahkan antara menjadi kepala negara atau kepala pemerintahan? Dua fungsi dalam satu individu hanya bisa dipisahkan dengan paham etika,” beber Connie.
Dia menegaskan Jokowi pantas terhukum seberat-beratnya. Karena ia menggunakan dan menyatakan kapasitasnya sebagai kepala negara guna mencampuri urusan politik.
“Dan itu hukumannya kalau tidak dipenjara, ya death penalty. Sudah disuruh cuti enggak mau, mundur enggak mau, malah bisa death penalty. Mending cuti,” tukasnya.
Sebagai pengamat militer, Connie mengkritisi mantan Gubernur DKI itu yang berbicara dengan latar belakang atribut TNI. Pernyataan tersampaikan saat Presiden menyerahkan pesawat sebagai alutsista TNI.
Ia melihat Jokowi ingin memperlihatkan bahwa di belakangnya ada jajaran prajurit TNI. Ia juga terdampingi Panglima TNI dan tiga kepala staf matra, serta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Jokowi pun tak memandang bagaimana perasaan para perwira yang ada di belakangnya saat berbicara politik praktis. “Saya berpendapat mengkhianati, bukan hanya negara tapi juga TNI,” tambahnya.
Kritik keras yang Connie sampaikan lebih karena sudah sangat geram dengan Presiden Jokowi. Ia sendiri secara pribadi tak pernah memiliki dendam dengan presiden.
“Jangan acak-acak negara. Sebab di titik ini mempertahankan kehormatan dan kedaulatan negara sudah bukan hanya urusan TNI Polri, tapi juga urusan rakyat Indonesia,” pungkasnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"