KONTEKS.CO.ID – Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menilai hoaks terkait Pemilu akan mengancam demokrasi.
Pasalnya, banyak perpecahan terjadi di masyarakat hanya karenamenerima informasi hoaks kepemiluan.
Bagja mencontohkan, suasana ketika Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, saat itu, masa pendukung salah satu paslon Gubernur, terdoktrin politik yang dibalut ayat agama, sehingga terjadi konflik sosial.
“Teman-teman mahasiswa harus berfikir rasional. Jangan ‘kemakan’ berita hoaks, sehingga memicu konflik sosial,” kata Bagja mengutip di laman resmi Bawaslu RI, Jumat, 19 Januari 2024.
Mantan dosen hukum Universitas Al Azhar itu meminta generasi muda untuk bekerja sama dengan Bawaslu dalam mengentas informasi hoaks terkait Pemilu.
Caranya, ungkap dia, dengan melaporkan kepada Bawaslu apabila menemukan informasi hoaks terkait kepemiluan.
Sebab Bawaslu sudah menjalin kerja sama dengan stake holder terkait, semisal Kemenkominfo dan Platform Media Sosial.
“Laporkan kepada kami (Bawaslu) jika ada masalah terkait hoaks kepemiluan,” serunya.
Pria jebolan S2 dari Belanda itu juga menjelaskan upaya yang dilakukan Bawaslu untuk mengantisipasi maraknya informasi hoaks kepemiluan.
Diantaranya Bawaslu membuat komunitas literasi digital bernama ‘JARIMU AWASI PEMILU’.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"