KONTEKS.CO.ID – dr Mesty Ariotedjo mendadak viral dan menjadi sorotan publik setelah mengunggah pesan kalau dirinya tidak ingin punya pemimpin tantrum.
Apa yang disampaikan dr Mesty Ariotedjo diposting di akun media sosial X (Twitter) miliknya @mestyariotedjo pada 10 Januari 2024.
dr Mesty Ariotedjo kemudian menjadi viral dan sorotan publik karena yang bersangkutan adalah kakak kandung Menpora Dito Ariotedjo.
Catatan dr Mesty Ariotedjo yang merupakan dokter anak, menyampaikan pemikiran bahwa pentingnya mengajarkan regulasi emosi pada anak.
Tak mau dikaitan dengan politik, tapi menurut dr Mesty Ariotedjo bahwa meregulasi emosi akan membatu anak memecahkan masalah dengan baik.
“Aku ga pernah ngomongin politik, tapi kayaknya dari segi dokter anak bisa berkomentar tentang pentingnya ajarkan regulasi emosi pada anak, karena studinya orang yang mampu meregulasi emosi dapat memecahkan masalah dengan lebih baik,” katanya dalam akun Twitter @mestyariotedjo.
Meski tidak ingin bicara masalah politik, tapi dr Mesty Ariotedjo justru menyampaikan kalau dirinya takut memiliki pemimpin negara yang belum mampu meregulasi emosi. Mengeluarkan kata-kata uang tidak pantas.
“Aku jujur takut, memiliki pemimpin negara yang belum mampu meregulasi emosi, mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, seperti gobl*k, ndasmu, apalagi perkara HAM yang belum usai,” katanya.
Tentu apa yang disampaikan dr Mesty Ariotedjo tidak bisa lepas dari situasi politik saat ini. Apalagi yang disampaikannya itu dapat diarahkan publik berkaitan dengan debat capres ketiga beberapa waktu lalu.
Selain itu, dr Mesty Ariotedjo menegaskan kalau dirinya belum menentukan pilihan untuk pilpres 2024 nanti. Tapi katanya, dia tidak akan memilih pemimpin bangsa yang tantrum dan belum bisa meregulasi emosi.
“Aku belum tau mau pilih siapa, tapi jelas aku tau gak akan pilih siapa. Bayangkan, punya anak tantrum aja sulit, bisa bayangin ga punya pemimpin bangsa yang tantrum dan belum bisa regulasi emosi? Aku sih takut. Punten,” katanya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"