KONTEKS.CO.ID – Setidaknya 14.000 mahasiwa yang tergabung dalam Mahasiswa Indonesia Bersatu menggelar aksi damai menolak politik dinasti dan pelanggar HAM.
Ribuan mahasiswa yang terlibat dalam aksi ini berasal dari 899 kampus di seluruh Indonesia. Mereka menggelar aksi serentak pada pukul 11.00 WIB, pada Kamis, 11 Januari 2024.
Mahasiswa membagikan selebaran dan sticker di depan kampus mereka masing-masing. Todal ada 4 juta selebaran yang dibagikan kepada publik. Bertuliskan ‘Indonesia Menolak Dinasti Politik dan Penculik’.
Dalam aksi ini mereka berharap masyarakat menolak lupa keterlibatan Prabowo Subianto dalam kasus penculikan aktivis 1998.
Aksi damai itu juga dilakukan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur. Sebanyak 20 mahasiswa berkumpul untuk melakukan orasi secara bergantian.
Tidak hanya orasi, mahasiswa juga membagikan selebaran dan stiker pada masyarakat yang melintas.
Melalui selebaran dan orasinya, mahasiswa mengkritik politik dinasti yang sedang dibangun Presiden Jokowi. Politik dinasti adalah praktik pemberian kekuasaan politik kepada keluarga atau kerabat dekat.
Praktik ini dianggap sebagai ancaman bagi demokrasi karena dapat memunculkan korupsi, nepotisme, dan oligarki.
Mahasiswa menilai bahwa politik dinasti Jokowi memiliki kemiripan dengan praktik politik pada masa Orde Baru. Praktik ini menyebabkan terjadinya korupsi, nepotisme, dan pelanggaran HAM.
Mahasiswa juga melihat indikasi yang jelas kalau Jokowi sedang membangun politik dinasti. Apa yang dilakukan jelas merupakan pengkhianatan terhadap konstitusi.
Konstitusi Indonesia mengamanatkan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Namun, praktik politik dinasti justru mencerminkan bahwa kekuasaan dikendalikan oleh segelintir orang saja.(Laporan: Al Gregory RP Radjah – jurnalis magang).***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"