KONTEKS.CO.ID – Presiden Jokowi netral ada dalam berita ini. Ia sudah berkomitmen untuk bersikap adil dalam pelaksanaan Pemilu 2024, terutama pada gelaran pilpres tahun depan.
Kenyataannya, tak semua orang memercayainya. Salah satunya bahkan mantan anggota tim kuasa hukum Presiden Jokowi di Pemilu 2014, yakni Sirra Prayuna.
Sirra Prayuna tak percaya komitmen mantan bosnya, Presiden Jokowi itu bisa bertindak netral pada Pemilu 2024. Sebab, antara omongan dan tindakan Jokowi seringkali berbeda-beda.
“Saya wajib enggak percayalah. Sebab berkali-kali antara narasi dan tindakan Presiden itu berbeda,” ungkap Sirra seusai melaporkan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Paiman Raharjo ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), mengutip Kamis 2 November 2023.
Sekadar informasi, Sirra merupakan kuasa hukum pasangan capres-cawapres Jokowi dan Jusuf Kalla dalam sidang perkara hasil Pemilu 2014.
Pada Pemiu 2014, Jokowi-JK saat itu berhadapan dengan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Selain itu, ia juga satu dari 33 anggota tim hukum Jokowi dan Ma’ruf Amin dalam gugatan hasil perhitungan suara Pemilu 2019. Saat itu, menghadapi Prabowo-Sandiaga Uno kini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Presiden Jokowi Netral di Pilpres 2024 Disangsikan
Ia mengutarakan, Jokowi pernah mengatakan, anaknya Gibran Rakabuming Raka, tidak mungkin akan tercalonkan sebagai wakil presiden. Sebab baru dua tahun sebagai Wali Kota Solo.
“Pakai logika aja, Gibran akan maju wakil presiden, baru dua tahun,” kata Sirra, menirukan ucapan Jokowi.
Lalu Jokowi berulang kali menyatakan tidak akan menjadi presiden dalam tiga periode alias memperpanjang masa jabatannya sebagai pimpinan negara.
Faktanya, beber Sirra, Menko Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkfili Hasan, serta Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, mencari massa mendukung perpanjangan masa jabatan presiden.
“Apa benar bukan dalam konteks arahan? Saya tak percaya itu,” ujarnya.
Ia pun mengutip ulasan investigasi majalah Tempo, bahwa ada dugaan campur tangan Menteri Sekretariat Negara, Pratikno, mengontak sejumlah partai politik segera mendeklarasikan Gibran sebagai pasangan Prabowo Subianto.
Sirra kembali meragukan bila maklumat yang Pratikno sampaikan ke pimpinan parpol tak terketahui mantan Wali Kota Solo itu.
“Saya tidak percaya kalau presiden tidak tahu (maklumat mensekneg),” sambung Wakil Ketua Umum Front Kebangsaan itu.
“Saya yakin Jokowi berkoordinasi dengan anak buahnya,” tambahnya.
Merujuk sejumlah fakta di atas, ia meyakini ada campur tangan pimpinan pemerintahan dalam mengarahkan anak buahnya.
Perintah itu juga tak bisa ditolak. “Ini pembantu presiden sewaktu-waktu bisa dipecat kalau melenceng,” kata dia.
Ini juga yang terjadi pada Paiman. Ia terduga membonceng dukungan kemenangan pasangan Prabowo-Gibran pada rapat relawan “Sedulur Jokowi”.
Yang bersagkutan terlaporkan setelah terekam tengah memimpin rapat bersama anggota Sedulur Jokowi di rumahnya, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Minggu sore 29 Oktober 2023.
Rapat itu sendiri untuk membentuk panitia kerja memenangkan Gibran. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"