ĶONTEKS.CO.ID – Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago melihat kunjungan Anies Baswedan di akhir masa jabatannya sebagai sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan Panglima TNI Andika Perkasa (15/10) lalu sebagai sinyal komunikasi politik menuju Pemilu 2024.
Dimana Anies dideklarasikan sebagai Capres dari partai Nasdem, dan Andika sendiri sebelumnya masuk dalam bursa kandidat nama capres yang akan diusung Nasdem bersama Ganjar Pranowo. Selain itu nama Andika juga kembali menguat sebagai cawapres.
“Pertemuan Anies dan Andika ini kan di akhir masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ini bisa diartikan, Anies lagi berpamitan dengan Andika. Tetapi, Andika ini kan namanya juga masuk sebagai cawapres. Ya, bisa jadi ini sinyal Anies kepada lawan-lawan politiknya di 2024 kalau ada potensi Anies dan Andika berduet sebagai capres dan cawapres,” kata Arifki kepada wartawan, Selasa 18 Oktober 2022.
Arifki berpendapat dalam pertemuan tersebut, Anies tentu berpikir mempersiapkan cawapres di Pilpres 2024 dari latar belakang yang kuat, salah satunya militer. Posisi Andika sebagai Panglima TNI tentu memiliki daya tawar sendiri apalagi dengan masuknya namanya sebagai cawapres potensial.
Selain itu Kedua, Anies dan Andika sama-sama alumni kampus Amerika Serikat, pembicaraan bisa jadi terkait nostalgia atau meminta dukungan Andika. jika Anies resmi maju sebagai cawapres. Dan ini sinyal kepada lawan-lawan Anies di Pilpres 2024, kalau ia sudah siap terjun membangun kekuatan untuk pencapresannya.
“Duet Anies-Andika tentu memiliki peluang yang besar karena posisi Andika yang saat ini sebagai panglima TNI, sehingga kolaborasi Sipil-Militernya terwakili,” jelasnya.
Namun disisi lain, dengan pasangan ini menurutnya Anies akan semakin sulit mendapatkan rekomendasi dari partai koalisi lainnya, seperti Demokrat dan PKS yang berencana akan mendukung Anies sebagai capres di Pilpres 2024.
Karena Demokrat tentu akan terus mendorong Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Anies, meskipun tantangannya saat ini masih terkendala dengan komitmen yang didapatkan oleh PKS, karena efek ekor jas Anies lebih kuat ke NasDem dan Demokrat diuntungkan jika AHY yang diusung sebagai cawapres.
“Andika dan AHY ini kan sama-sama militer. Tetapi, kita harus akui AHY diuntungkan karena memiliki popularitas yang lebih tinggi dari Andika dan posisinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat,” jelasnya.
“ Andika bisa saja menjadi cawapres Anies, jika Demokrat-PKS sepakat mengusung cawapres Anies dari luar partai mereka. Peluang ini amat besar nih, tetapi lobi-lobi makin lebih lama nih jika Demokrat benar ikut mendukung Andika,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"