KONTEKS.CO.ID – Kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah, Sabtu (3/9) mengakibatkan protes terjadi dimana-mana. Organisasi serikat buruh berencana melakukan demonstrasi besar-besaran, Selasa (6/9).
Unjuk rasa merebak diberbagai kota Indonesia. Di Makassar, mahasiswa yang tergabung dalam HMI turun ke jalan dengan memblokade jalan hingga membakar ban bekas di depan sekretariatnya HMI di Jalan Bontolempangan. Aksi serupa juga dilakukan sejumlah mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) hingga malam hari di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Pastor Romo Antonius Benny Susetyo saat dihubungi, Minggu (4/9) mengatakan diperlukan nalar demokrasi yang sehat untuk mengedepankan etika kepantasan publik dalam menyalurkan aspirasi publik.
“Aspirasi publik bisa di salurkan lewat unjuk rasa namun dalam menyampaikan unjuk rasa harus menggunakan etika kepantasan publik. Ruang publik harus di jaga dari praktek praktek yang menghujat, menghina martabat manusia. Karena nalar demokrasi mengedepankan etika, norma kesopanan, kesantunan dalam menjaga nilai keadabanan publik.”
Ditambahkannya nalar demokrasi tunduk kepada nilai nilai kemanusian universal yang tidak boleh direduksi oleh kepentingan pragmatis politik yang melegalkan segala cara.
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengingatkan pemerintah ancaman stagflasi, yakni naiknya inflasi yang signifikan tidak dibarengi dengan kesempatan kerja. Kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga barang barang. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"