KONTEKS.CO.ID – Pernyataan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bahwa dirinya dikudeta saat menjadi Ketum PKB membuat geger jagad media sosial. Isu ini kembali menjadi viral dengan tagar #GusDur.
Tentu saja ada yang tetap percaya bahwa Cak Imin mengkudeta Gus Dur, ada juga yang meyakini bahwa PKB yang dipimpin Muhaimin Iskandar memberi kesempatan kepada santri untuk berpolitik.
Fuadi Luthfi misalnya menyampaikan bahwa PKB bisa membawa kelompok santri berkarier dan berkiprah di politik.
Pernyataan ini ditanggapi oleh Alissa Wahid melalui akun X pribadinya @AlissaWahid. Dia minta agar tidak ada lagi yang menyebarkan narasi yang tidak sesuai dengan kebenaran.
“Sangat boleh berpandangan seperti Anda. Saya tidak melarang orang memilih PKB. Saya hanya minta: Stop membuat narasi bohong soal konflik #GusDur dengan Cak Imin cs. Konflik itu riil,” kata Alissa Wahid.
Dia juga meminta agar orang tidak menjual nama Gus Dur untuk kepentingan politik. “Stop menjual nama Beliau (Gus Dur)untuk mendapat dukungan rakyat. Itu saja. Sudah. Titik. Tamat,” katanya lagi.
Cak Imin Merasa Dikudeta
Menurut Cak Imin berita bahwa dirinya mengkudeta Gus Dur selalu muncul setiap lima tahun sekali. Berita itu sengaja dimunculkan dan dibesarkan.
“Selalu muncul, setiap pemilu selalu dimunculkan, dibesarkan, tentu musiman, saya bilang. Tetapi tuduhana saya berkhianat itu sama sekali tidak beralasan. Bahkan ada yang bilang saya kudeta, yang benar adalah justru saya dikudeta, dikudeta orang yang kemudian Gus Dur memberhentikan saya,” kata Cak Imin yang dikutip pada Rabu, 6 September 2023.
Sempat menjadi Ketum PKB pada 2005, tapi dalam Muktamar Luar Biasa PKB 2008, ditetapkan bahwa Ali Masykur Musa sebagai Ketum DPP PKB dan Yenny Wahid sebagai sekjen. Keputusan ini hasil dari rapat antara Gus Dur yang saat itu Ketua Dewan Syra PKB dan tim asistensi.
Cak Imin kemudian nonaktif hampir setahun. Dia menerima pemberhentian oleh Gus Dur. Menurut Cak Imin, ini merupakan sikap yang langka. Karena semua orang yang dipecat Gus Dur justru melawan.
Kudeta versi Cak Imin kemudian membuat PKB terancam gagal ikut Pemilu 2009. Pendaftaran PKB ditolak KPU akibat terganjal keabsahan tanda tangan pengurus DPP PKB ketika itu.
“Satu-satunya jalan adalah pengangkatan Yenny sebagai sekjen itu enggak sah, karena Yenny diangkat bukan Muktamar. Yenny diangkat sekjen di tengah jalan. Nah, penggantian itulah konsekuensi agak ribut segala macam, ya, jadi cerita keluarga itu,” kata Cak Imin.
Dipertegas lagi oleh Cak Imin, dirinya tidak ingin bicara urusan keluarga, karena itu urusan partai. Cak Imin kemudian menjelaskan kembali soal pendaftaran PKB ke KPU. Karena Yenny Wahid digantikan lagi oleh Lukman Edy sebagai sekjen, maka PKB bisa ikut pemilu 2009.
Gus Dur Minta Cak Imin Mengundurkan Diri
Dalam wawancara dengan Najwa, Cak Imin juga menjelaskan mengenai pemanggilan dirinya oleh Gus Dur saat itu.
“Gus Dur panggil saya, Gus Dur malah kaget, ‘saya enggak menyangka kamu mau saya berhentikan’. Mau, Gus, buat apa saya berantem, capek,” ujar Cak Imin.
Masih sesuai dengan versi Cak Imin, dia kemudian menerima dan mundur dari PKB. Semua dilakukan agar PKB bisa ikut pemilu.
“Ya sudah, kamu bikin surat pengunduran diri sekarang. Ini sudah ada drafnya,” kata Cak Imin menerikan ucapan Gus Dur.
“Apa yang terjadi? Semua orang belum tahu. Surat pengunduran diri yang disiapkan Gus Dur saya tandatangani agar bisa jalan, di KPU. Saya kasih kepada Gus Dur,” ujarnya.
“Apa yang terjadi? Luar biasa, surat saya terima, ‘Min, tetapi tolong kamu sendiri yang simpan. Nanti kamu keluarkan kalau benar-benar saya membutuhkan’,” kata Cak Imin mengulang perkataan Gus Dur saat itu.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"