KONTEKS.CO.ID – Armada TNI Angkatan Laut (TNI AL) kembali diperkuat dengan dua kapal jenis MCMV (Mine Counter-Measure Vessel) yang merupakan kapal perang jenis Buru atau Penyapu Ranjau produksi Abeking & Rasmussen (A&R) Shipyard, Jerman.
“TNI AL perlu kapal MCMV untuk menjaga perairan Indonesia aman, bebas dari gangguan dan ancaman senjata bawah air terutama ranjau, serta untuk membersihkan perairan Indonesia yang masih memiliki potensi bahaya ranjau,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Yudo Margono melalui keterangan tertulis, Rabu 12 Oktober 2022.
Kasal menjelaskan, urgensi pengadaan kedua kapal tersebut karena 2/3 wilayah Indonesia merupakan lautan. Penambahan dua kapal penyapu ranjau ini sebagai bagian dari modernisasi kekuatan TNI AL.
Selain itu, masih banyak terdapat ranjau laut peninggalan perang dunia ke-2 di wilayah laut Indonesia.
Kedua kapal jenis MCMV buatan A&R Jerman ini lebih canggih dengan teknologi peperangan ranjau modern dibandingkan kapal buru ranjau yang telah dioperasionalkan TNI AL saat ini. Keistimewaan yang dimiliki kedua kapal ini diantaranya: berbahan baja non magnetik yang sementara ini hanya ada di galangan luar Indonesia.
Selain itu kedua kapal ini memiliki degausing system untuk mengurangi kemagnetan kapal, dan dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan. Kedua kapal ini juga memiliki dimensi yang lebih besar dengan panjang 61,4 meter dan lebar 11,1 meter.
Kedua kapal pemburu ranjau ini juga memiliki peralatan sonar terbaru yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air, memiliki ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk identifikasi dan netralisasi ranjau, AUV (Autonomous Underwater Vehicle) untuk membantu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air.
Untuk meningkatkan ketanghuhan dalam berburu ranjau, kedua kapal akan dilengkapi dengan USV (Unmanned Surface Vessel) yakni kapal tanpa awak untuk pemburuan dan penyapuan ranjau.
Pembangunan kapal perang secara berkelanjutan ini merupakan program prioritas Kasal yang berkomitmen meningkatkan dan mengembangkan kekuatan dan kemampuan pertahanan secara profesional. Khususnya pertahanan matra laut yang syarat dengan teknologi dan perkembangannya sangat dinamis.
Kedua kapal MCMV 60 pemburu ranjau milik TNI AL yang baru ini diberi nama Pulau Fani dan Pulau Fanildo. Ship Launching satu kapal yaitu Pulau Fani dipimpin langsung Kasal Laksamana TNI Yudo Margono di Galangan Abeking & Rasmussen, Lemwerder, Jerman. Selasa (11/10).
Ship Naming atau pemberian nama kedua kapal tersebut secara seremonial diberikan oleh Ibu Vero Yudo Margono selaku ‘Ibu Kandung Kapal’ dengan prosesi pemotongan tali pengikat kendi untuk pemecahan kendi ke badan kapal, selanjutnya Ibu Wamenhan menekan tombol nama kapal. Sementara pelaksanaan Ship Launching Pulau Fani ditandai dengan dengan memotong tali tambat kapal dengan menggunakan kampak oleh Kasal Laksamana Yudo.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"