Tan Malaka tentu saja kaget karena saat itu ia belum berada di Surabaya. Dalam buku otobiografinya “Dari Penjara ke Penjara” Tan mengaku mengetahui bahwa selama ini banyak Tan Malaka palsu.
“Amat gembira mendengar bahwa saya mempunyai banyak ‘anak’, juga sedang bertempur di Surabaya. Segera saya berangkat menuju ke medan pertempuran Surabaya,” tulis Tan Malaka dalam bukunya.
Ketika Tan Malaka asli sampai di Surabaya, dia justru ditahan para aktivis. Untunglah Yohan, seorang tokoh pemuda Surabaya yang kebetulan pulang dari Jakarta, mengenali Tan Malaka dan membebaskannya.
Tan Malaka Menyamar sebagai Petani
KH Wahid Hasyim dan Tan Malaka ahli penyamaran. Foto: NU Online
Sebelum peristiwa penangkapan di Surabaya, kabarnya Tan Malaka sempat berkunjung ke Pesantren Tebuireng. Ia bertemu dan berdiskusi panjang lebar dengan KH Hasyim Asy’ari, kakek dari Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Gus Dur sendiri pernah menceritakan kisah pertemuannya dengan Tan Malaka yang ia sebut sebagai “paman petani”. Saat itu Tan memang sering bertemu dengan ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim.
Setiap kali bertamu ke rumahnya, Gus Dur seringkali membukakan pintu untuk Tan Malaka. Gus Dur menuturkankan bahwa lelaki yang ia pikir seorang petani itu bernama Ilyas Husein dari Banten.
Ayahnya begitu akrab dengan lelaki itu layaknya saudara. Tetapi saat itu Gus Dur belum mengetahui bahwa lelaki itu adalah Tan Malaka. Gus Dur baru mengetahui teman ayahnya itu adalah Tan Malaka setelah sang ibu memberitahunya puluhan tahun pasca pertemuan tersebut.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"