KONTEKS.CO.ID – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengeluarkan artikel khusus sebanyak 24 halaman yang mengkritisi cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait Pilpres 2024.
Artikel SBY yang diberi judul ‘The President Co Do No Wrong’ Pilpres 2024 & Cawe-Cawe Presiden Jokowi, ini disampaikan khusus kepada jajaran kepemimpinan dan kader Partai Demokrat di seluruh tanah air.
“Saya ikut tertarik untuk bicara soal “cawe-cawenya Pak Jokowi” dalam Pemilihan Presiden Tahun 2024 mendatang. Nampaknya masyarakat kita terbelah memaknai istilah cawe-cawe. Seperti biasanya. Meskipun, besaran belahannya belum tentu sama,” ungkap SBY dalam awal tulisan artikelnya yang disebarkan Denny Indraya pada Selasa, 27 Juni 2023.
Presiden ke-6 ini menyampaikan bahwa tulisanan ini adalah sepenuhnya pandangan dirinya. Dia menyadari akan ada yang setuju dan tidak setuju. Konstitusi yang menjamin kebebasan berbicara hingga saat ini masih menjadi salah satu nilai demokrasi yang dianut Indonesia.
SBY kemudian menjelaskan soal cawe-cawe dalam bahasa Jawa dan memberikan contoh bagaimana pelaksanaan cawe-cawe ini dalam sosial orang Jawa juga. SBY memberikan contoh positif dan negatif.
Secara positif SBY menyampaikan bahwa dirinya pernah cawe-cawe dalam kasus ‘Cicak Lawan Buaya’ atau benturan keras antara KPK dengan Polri waktu dirinya menjadi Presiden.
Pada halam 5, SBY mulai membahas cawe-cawe Presiden Jokowi dalam proses pemilihan presiden mendatang. Tentu itu diperdebatkan dan banyak kalangan menganggap Presiden Jokowi ikut mengatur siapa-siapa yang diharapkan akan maju sebagai
calon presiden dan siapa yang tidak diharapkan maju, “Ini baik atau tidak baik. Boleh atau tidak boleh. Benar atau salah. Saya amati inilah yang menjadi inti silang pendapat di kalangan masyarakat kita,” kata SBY lagi.
Menurut SBY, dirinya termasuk orang suka berbaik sangka, ketimbang mudah berburuk sangka. Dia tidak ingin mengatakan bahwa perbuatan seseorang itu buruk dan salah, sebelum yang bersangkutan memang buruk atau salah.
Ada 5 hal yang ingin ditanggapi SBY terhadap cawe-cawe Presiden Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Pertama, Pak Jokowi, ataupun pihak Istana, mengatakan bahwa beliau memang akan melakukan cawe-cawe dalam Pilpres 2024. Tetapi, itu cawe-cawe yang baik dan demi kepentingan bangsa dan negara.
“Sah-sah saja Presiden Jokowi mengatakan atau berbuat begitu. Apalagi kalau cawe-cawe yang beliau lakukan adalah cawe-cawe yang baik, yang positif. Saya pikir kita tidak boleh serta merta mengatakan bahwa apa yang dilakukan Pak Jokowi itu tidak baik atau salah,” itu pendapat SBY.
Kedua, Dari berbagai sumber yang kredibel didapat informasi bahwa Pak Jokowi hanya menghendaki dua pasangan capres-cawapres. Bukan tiga apalagi empat pasangan.
“Terhadap hal ini menurut pikiran saya tidak ada yang salah dari Presiden Jokowi. Siapapun di negeri ini, termasuk Presiden, tidak dilarang untuk punya kehendak dan harapan. Nothing wrong with him,” katanya.
Ketiga, juga diketahui oleh banyak pihak bahwa Pak Jokowi tidak suka dengan Anies Baswedan, dan tidak ingin pula yang bersangkutan jadi Capres.
Keempat, didapatkan berbagai informasi bahwa Pak Jokowi akan memberikan “endorsement” kepada sejumlah tokoh untuk menjadi Capres atau Cawapres.
Kelima, menurut pengakuan dan pernyataan sejumlah pimpinan partai politik, baik secara terbuka maupun tertutup, Pak Jokowilah yang akan menentukan dan memberikan kata akhir siapa pasangan capres cawapres yang mesti diusung oleh partai-partai politik itu.
“Kalau benar-benar yang menentukan siapa capres dan cawapres adalah Pak Jokowi, dan bukan parpol-parpol yang bersangkutan, justru yang mesti dikritisi adalah para pemimpin parpol-parpol itu. Mengapa mau diperlakukan begitu,” kata SBY lagi.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"