KONTEKS.CO.ID – Wacana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi masih mendapat kritikan. Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir, menyampaikan bahwa wacana menaikan harga BBM bersubsidi yang sudah digulirkan Presiden Jokowi sangat berpotensi menyengsarakan rakyat, dan memukul para pelaku UMKM.
Menurut politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini saat ini masyarakat, terutama masyarakat kecil sedang merangkak memulihkan ekonominya yang selama dua tahun stagnan dihantam pandemi COVID-19. Meski saat ini harga BBM non subsidi turun dan BBM subsidi tetap. Tapi wacana yang telah bergulir lama ini tetap menekan masyarakat.
“Harusnya (pemerintah) meringankan beban rakyat, caranya mengendalikan harga BBM untuk rakyat. Dengan kata lain, memberikan tambahan subsidi BBM untuk rakyat miskin sebesar Rp11,2 trilun,” katanya dalam keterangannya, Kamis (01/8/2020).
Selain itu, menurutnya pemerintah harus berani melakukan terobosan untuk menekan inflasi. Minimal dengan menjaga harga pangan dan kebutuhan pokok agar tidak melambung tinggi.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini menambahkan, pemerintah saat ini semestanya fokus pada pembenahan sektor pangan. Karena menurutnya hal ini lebih konkret ketimbang menaikkan harga BBM.
Ia juga meminta agar pemerintah tidak terus melakukan upaya upaya pengalihan isu, untuk menaikkan harga BBM.
“Fokus kepada ketahanan pangan karena dunia akan mengarah ke sana pasti. Jangan belok-belok bicara pensiunan menjadi beban negara, itu menyakitkan orang tua kita semua,” katanya.
Meski mengkritisi wacana kenaikan harga BBM, ia juga memberi masukan pada pemerintah agar pertumbuhan ekonomi nasional tidak terganggu. Menurutnya pemerintah perlu menyusun langkah langkah strategis.
“Salah satunya dengan mengurangi impor dan memperkuat ekspor. Langkah sederhana ini bisa mengurangi tekanan inflasi agar nilai rupiah tidak ambruk,” jelasnya. (E Permadi)
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"