KONTEKS.CO.ID – Menteri Koordinator Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan tragedi stadion Kanjuruhan, Malang usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, yang mengakibatkan 129 orang meninggal kemarin malam bukan bukan akibat dari bentrok antar suporter kedua tim.
“Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antara suporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton,” kata Mahfud dikutip dari IG @mohmahfudmd, Minggu 2 Oktober 2022.
Menurutnya hanya ada suporter Arema yang ada di lapangan.
“Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar suporter,” ungkapnya.
Mahfud mengungkap sebelumnya aparat kepolisian sudah mengusulkan agar pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, dilaksanakan sore hari dengan jumlah penonton dibatasi.
“Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang,” ungkapnya.
Namun menurut informasi yang diterimanya, usulan tersebut tidak dihiraukan oleh panitia pelaksana (panpel). Dan pertandingan tetap digelar malam hari.
“Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” ungkapnya.
Mahfud mengungkapkan dirinya telah menerima informasi peristiwa ini langsung dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dan telah berkoordinasi langsung dengan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.
“Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik,” katanya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"