KONTEKS.CO.ID – Jaringan Rakyat Kota Jakarta (JRKJ) menggelar unjuk rasa untuk mengkritisi Pemilu 2024. Aksi digelar di gedung KPU pada Selasa, 13 Februari 2024.
Menurut koordinator aksi, Asep Firdaus, protes dilakukan karena pelaksanaan Pemilu 2024 penuh potensi kecurangan. Harapan pemilu berlangsung sejuk dan damai semakin jauh.
“Namun harapan tersebut dibayang-bayangi oleh akan terjadinya kecurangan dalam pemilu 2024,” ujarnya.
Asep menambahkan, kecurangan itu sudah terlihat sejak tahapan pemilu dimulai dari pendataan pemilih.
“Dapat kita lihat, ada 50 juta data pemilih fiktif, diubahnya peraturan syarat umur maju sebagai capres dan cawapres oleh MK yang terbukti melanggar etik hakim konstitusi,” katanya.
Ditambahkan Asep Firdaus, hal lainyang perlu disikapi adalah tendensi ketidaknetralan TNI dan Polri serta kepala daerah dan keberpihakan Presiden Jokowi kepada salah satu calon.
“Dan terakhir adalah terjadinya pelanggaran kode etik ketua KPU dalam proses penerimaan cawapres Gibran,” katanya.
Ia juga menambahkan pemilu kali ini merupakan pemilu yang terburuk dalam sejarah pasca reformasi.
Karena itu, Jaringan Rakyat Kota Jakarta menyerukan beberapa hal:
1. Menghentikan segala bentuk upaya tendensi kecurangan dalam pelaksanaan pemilu 2024, karena kecurangan dalam pemilu adalah kematian bagi demokrasi di Indonesia
2. Presiden Jokowi memastikan bahwa pemilu 2024 akan berlangsung Jujur dan Adil
3. Kepada seluruh rakyat Indonesia untuk ikut berperan aktif memastikan pemilu 2024 berjalan tanpa kecurangan dengan ikut mengawasi dan mengawal suara dari mulai TPS, Kelurahan, Kecamatan, KPUD sampai tingkat KPU.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"