KONTEKS.CO.ID – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, penyebab antrean dan kepadatan calon penumpang di halte Transjakarta akibat sistem baru yang diterapkan.
Namun demikian, Anies enggan merinci sistem baru tersebut. Dia menyerahkan persoalan tersebut kepada direksi Transjakarta.
“Teknis sama direksi aja, jangan sama saya,” ujar Anies pada wartawan, Kamis 6 Oktober 2022.
Sebelumnya, penumpang mengeluhkan antrean yang penuh sesak di halte Transjakarta akibat penerapan sistem baru.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta, Anang Rizkani Noor menerangkan, pelanggan Transjakarta harus melakukan tap in dan tap out saat
naik dan turun bus.
Hal itu seiring dengan pemberlakuan tarif integrasi moda transportasi publik di Jakarta yang berlaku mulai Selasa, 4 Oktober 2022 kemarin.
Jika pengguna tidak melakukan menempelkan kartu saat naik dan turun kartu akan terblokir.
“Pelanggan perlu melakukan atur ulang (reset) dan biaya perjalanan sebelumnya akan dikenakan pada perjalanan berikutnya,” jelas Anang.
Guna membuka blokir kartu, pelanggan harus mengatur ulang (reset) kartu pada gate yang tersedia di seluruh halte maupun alat tempel kartu (tap on bus) yang ada di seluruh armada Non BRT.
Selain itu, pelanggan perlu memiliki saldo minimum senilai Rp5 ribu untuk memanfaatkan layanan Transjakarta.
Jika saldo tidak mencukupi, pelanggan tidak dapat menggunakan layanan Transjakarta kecuali untuk layanan gratis.
“Jadi, selalu pastikan pelanggan memiliki saldo minimum sebelum menggunakan layanan Transjakarta dan melakukan tempel kartu saat naik dan turun bus (tap in dan tap out),” katanya.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"