KONTEKS.CO.ID – Puasa tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan fisik tetapi juga memberikan dampak positif pada kesehatan mental seseorang.
Selama berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama lebih dari 10 jam.
Hal ini membuat energi yang biasanya untuk mencerna makanan dalam tubuh menjadi tidak terpakai. Dengan begitu energi tersebut otak bisa menggunakannya untuk meningkatkan fungsinya.
Manfaat puasa untuk kesehatan mental yang pertama adalah menurunkan kadar stres. Saat berpuasa, kebutuhan kadar hormon stres (kortisol) di dalam tubuh lebih terjaga, sehingga stres jadi lebih terkendali.
Manfaat selanjutnya adalah melatih kontrol diri. Saat berpuasa, kita perlu menahan hasrat yang berupa keinginan untuk makan dan minum demi mencapai tujuan yang lebih besar yaitu untuk menjalankan kewajiban ibadah dan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Apabila tujuan tersebut tercapai, kemungkinan besar kita juga akan merasa puas dan mengalami peningkatan rasa percaya diri.
Manfaat ketiga adalah meningkatkan rasa empati. Berpuasa bisa membuat kita menjadi lebih peka, bagaimana rasanya menjadi orang yang setiap harinya mengalami kekurangan makan dan minum.
Dengan begitu, rasa peduli dan keinginan untuk menolong orang lain juga akan ikut meningkat.
Manfaat keempat adalah menurunkan risiko depresi. Penelitian menyebutkan bahwa saat puasa tubuh memproduksi protein brain-derived neurotrophic factor (BDNF) dalam otak.
Protein tersebut mampu meningkatnya risiko berbagai masalah mental lainnya, seperti gangguan cemas maupun bipolar.
Manfaat terakhir adalah mengaktifkan proses autofagi atau penggantian sel-sel rusak. Jadi, saat puasa terjadilah proses pembersihan sel-sel rusak penyebab Parkinson dan Alzheimer. Setelah sel-sel rusak tidak ada, tubuh akan menggantinya dengan sel-sel baru yang lebih sehat.
Untuk merasakan manfaat puasa secara maksimal, kita harus menjalankan puasa dengan tepat dan disiplin. Namun, jika sudah terbiasa, kita akan bisa merasakan manfaatnya baik secara spiritual maupun bagi kesehatan mental.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"