KONTEKS.CO.ID – Seks vanila atau vanilla sex merupakan hubungan seks yang biasa-biasa saja. Namun, pengertiannya dapat berbeda oleh setiap orang.
Seks vanila melibatkan adanya timbal balik yang seimbang yaitu adanya kata-kata penuh kasih sayang, dan hal-hal yang romantis lainnya. Komponen utama pada vanilla sex hanya tiga, yakni cinta, kamu, dan pasanganmu.
Vanilla sex ini cenderung tidak melibatkan fetish, rasa sakit, roleplay, dan juga hal-hal di luar seks konvensional lainnya.
Menurut Laurel Steinberg, Ph.D, seks vanila tidak akan akrobatik dan tidak akan menerapkan banyak inspirasi seks.
Meskipun demikian, istilah seks vanila tidak terbatas oleh gender ataupun orientasi seksual tertentu. Setiap individu dapat menikmati bentuk vanilla sex, terlepas dari apakah dirinya seorang gay, heteroseksual, atau bahkan keduanya.
Selain itu seks vanila juga telah dianggap sebagai salah satu bentuk seks konvensional yang tidak akan melibatkan hal tambahan lain. Dalam seks vanila ini tidak ada threesome, swinger, atau bahkan eksplorasi seks lainnya.
Lahirnya istilah vanilla sex ini pun telah digagas dari sekelompok yang mengusung sebagai preferensi seksual. Maka tidak heran jika pada akhirnya ada anggapan bahwa seks vanila ini merupakan hal yang cukup membosankan.
Faktanya, sex vanilla ini tidak selalu demikian. Hal apa sajakah yang sedang terjadi pada saat melakukan hubungan seks merupakan suatu kebebasan pasangan dalam menentukannya.
Pasangan tersebut juga bisa saja beranggapan bahwa sentuhan nyaman maupun foreplay penuh kelembutan, lebih menyenangkan dari seks dengan kaki yang terikat.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"