KONTEKS.CO.ID – Istilah “backburner” yang sebenarnya merujuk pada “tungku belakang” kompor, telah mengalami pergeseran makna dalam bahasa gaul.
Kini, istilah ini sering digunakan untuk menyatakan sesuatu yang ditunda atau dianggap kurang penting dalam daftar aktivitas atau perhatian seseorang.
Di kalangan pengguna media sosial di Indonesia, “backburner” digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu tidak diprioritaskan atau diabaikan.
Dalam konteks media sosial, “backburner” juga sering digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang atau sesuatu diabaikan atau tidak diperhatikan.
Secara historis, istilah “backburner” mulai populer di Indonesia melalui lagu “Backburner” yang dinyanyikan oleh NIKI.
Dalam lagu ini, NIKI menyanyikan tentang seseorang yang diabaikan oleh pasangannya dan diletakkan di “backburner.”
Istilah ini kemudian menjadi populer di kalangan anak muda dan sering digunakan di media sosial.
Meskipun maknanya cenderung kurang positif, “backburner” tetap menjadi bagian dari kosakata gaul di Indonesia.
Istilah ini mengacu pada seseorang atau sesuatu yang diabaikan atau tidak diutamakan oleh orang lain, terutama dalam konteks hubungan sosial seperti pertemanan atau percintaan.
Konsep “backburner” mencerminkan sikap yang kurang jujur dan tidak menghargai hubungan sosial dengan sepenuh hati.
Ini dapat menimbulkan perasaan tidak dihargai dan merusak hubungan sosial dengan orang yang dipertahankan sebagai opsi kedua.
Oleh karena itu, penting untuk memperlakukan orang lain dengan tulus dan menghargai hubungan sosial tanpa menempatkan mereka di posisi “backburner”.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"