KONTEKS.CO.ID – Bulan Februari adalah bulan yang unik, karena jumlah harinya berbeda dengan bulan-bulan lain lantaran menyangkut tahun Kabisat.
Biasanya, bulan Februari hanya memiliki 28 hari, tetapi pada tahun tertentu, ada tambahan satu hari, yaitu tanggal 29 yang mana menandakan tahun Kabisat.
Fenomena ini disebut sebagai tahun kabisat, dan terjadi setiap empat tahun sekali. Lalu, apa alasan di balik tahun kabisat ini? Berikut adalah penjelasannya.
Tahun Kabisat dan Kalender Gregorian
Untuk memahami tahun kabisat, kita perlu mengetahui sistem penanggalan yang kita gunakan saat ini, yaitu kalender Gregorian.
Kalender Gregorian adalah kalender yang paling banyak digunakan di dunia, dan merupakan hasil penyempurnaan dari kalender Julian yang dibuat oleh Julius Caesar pada tahun 46 SM.
Kalender Julian sendiri adalah modifikasi dari kalender Romawi kuno yang berdasarkan pada siklus bulan. Di Kalender Julian mengasumsikan bahwa satu tahun sama dengan 365,25 hari, atau 365 hari dan 6 jam.
Oleh karena itu, setiap empat tahun sekali, ada satu hari ekstra yang ditambahkan pada bulan Februari, sehingga menjadi 29 hari.
Hal ini dilakukan untuk menyelaraskan tahun kalender dengan tahun matahari, yaitu waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengorbit Matahari.
Namun, ternyata asumsi kalender Julian ini tidak sepenuhnya akurat. Menurut perhitungan astronomi, satu tahun matahari sebenarnya adalah 365,2422 hari, atau 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 46 detik.
Ini berarti kalender Julian lebih panjang 11 menit 14 detik dari tahun matahari. Meskipun terlihat sepele, selisih ini akan menumpuk seiring waktu, dan menyebabkan pergeseran musim dan hari raya.
Dampak Tahun Kabisat
Tahun kabisat memiliki beberapa dampak yang menarik, baik dari segi sosial, budaya, maupun hukum. Berikut adalah beberapa contohnya :
– Orang yang lahir pada tanggal 29 Februari memiliki kesulitan dalam merayakan ulang tahunnya, karena tanggal tersebut hanya ada setiap empat tahun sekali.
Beberapa negara memiliki aturan khusus untuk menentukan kapan orang tersebut secara resmi bertambah usia.
Misalnya, di Inggris dan Wales, orang yang lahir pada tanggal 29 Februari dianggap berulang tahun pada tanggal 1 Maret pada tahun non-kabisat.
Di Selandia Baru, orang yang lahir pada tanggal 29 Februari dianggap berulang tahun pada tanggal 28 Februari pada tahun non-kabisat.
– Orang yang lahir pada tanggal 29 Februari juga memiliki peluang yang lebih kecil untuk bertemu dengan orang yang memiliki tanggal lahir yang sama.
Menurut perkiraan, hanya ada sekitar 5 juta orang di dunia yang lahir pada tanggal 29 Februari, atau sekitar 0,07% dari populasi dunia.
Beberapa orang yang terkenal yang lahir pada tanggal 29 Februari adalah penyanyi Dinah Shore, rapper Ja Rule, aktor Alex Rocco, dan sastrawan NH Dini.
– Tahun kabisat juga mempengaruhi beberapa peristiwa penting yang berkaitan dengan waktu. Misalnya, Olimpiade Musim Dingin dan Piala Dunia FIFA biasanya diadakan pada tahun kabisat.
Tahun kabisat juga berpengaruh pada perhitungan bunga bank, gaji pegawai, dan kontrak sewa. Beberapa negara memiliki aturan khusus untuk mengatur hal-hal ini pada tahun kabisat.
Tahun kabisat adalah fenomena yang menarik dan penting untuk dipelajari, karena berhubungan dengan sistem penanggalan, pergerakan bumi, dan siklus musim.
Tahun kabisat juga memiliki berbagai dampak dan tradisi yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik dari segi sosial, budaya, maupun hukum.
Dengan mengetahui lebih banyak tentang tahun kabisat, kita dapat lebih menghargai keajaiban alam dan kekayaan budaya yang ada di dunia ini.
Semoga artikel ini dapat memberikan Anda wawasan baru dan menambah pengetahuan Anda tentang tahun kabisat. Terima kasih telah membaca sampai akhir.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"