KONTEKS.CO.ID – Gangguan psikosomatik menjadi suatu misteri medis yang belum sepenuhnya terpecahkan.
Bagi sebagian orang yang mengalaminya, gangguan ini menyebabkan penderita seolah-olah mengalami gejala penyakit meskipun tidak ada penyebab fisik yang jelas.
Gejala-gejala tersebut muncul ketika mereka merasa tertekan, cemas, atau takut.
Istilah “psikosomatik” berasal dari gabungan kata “psyche” (pikiran) dan “soma” (tubuh).
Gangguan psikosomatik merujuk pada keluhan fisik yang diduga disebabkan atau diperburuk oleh faktor psikologis, seperti stres, depresi, kecemasan, atau ketakutan.
Bagaimana Pikiran Memengaruhi Penyakit?
Saat seseorang merasa cemas atau stres, aktivitas dalam sistem saraf otak meningkat dan sinyal-sinyal tersebut dapat memicu munculnya gejala fisik.
Gejala tersebut seperti detak jantung yang cepat, mual, gemetar, berkeringat berlebihan, sakit dada, sakit kepala, atau sakit perut.
Stres dan kecemasan juga dapat merangsang pelepasan zat adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah, yang mempengaruhi berbagai sistem organ tubuh dan menimbulkan gejala fisik.
Meskipun begitu, sampai saat ini, masih belum ada penjelasan bagaimana pikiran dapat memicu gejala spesifik dan memengaruhi penyakit fisik.
Beberapa Penyakit yang Dipengaruhi Faktor Psikosomatik
Keluhan psikosomatik seringkali sulit untuk dideteksi karena tidak menunjukkan gejala yang spesifik, yang membuat serangkaian tes atau pemeriksaan medis seringkali tidak berhasil mengungkap penyebabnya.
Namun, gangguan ini bisa menjadi beban yang nyata bagi penderita dan orang-orang di sekitarnya.
Beberapa penyakit telah terbukti karena kondisi mental seseorang, termasuk psoriasis, tukak lambung, tekanan darah tinggi, diabetes, asma, dan eksim.
Perawatan Gangguan Psikosomatik
Penanganan gangguan psikosomatik tidak hanya penanganan gejala fisik tetapi juga aspek psikologis yang mendasarinya.
Pasien mungkin akan dirujuk ke psikiater untuk menangani kondisi psikologisnya setelah gejala fisiknya teratasi.
Beberapa metode perawatan yang untuk mengobati Psikosomatik:
1. Psikoterapi
Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mengubah respons mental terhadap situasi yang menekan. Selain itu, perawatan ini juga membantu mengurangi keluhan fisik penderita gangguan psikosomatik.
2. Hipnoterapi
Hipnoterapi efektif untuk mengatasi stres dan kecemasan. Ini membantu mengungkap pikiran bawah sadar yang mungkin mempengaruhi kondisi psikosomatik seseorang.
3. Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan obat antidepresan untuk mengurangi gejala fisik yang terkait dengan depresi atau gangguan psikosomatik lainnya.
Meskipun gangguan psikosomatik berasal dari pikiran, mereka dapat berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari seseorang.
Jika Anda mengalami gejala saat berada di bawah tekanan atau stres, konsultasikan dengan psikiater untuk penanganan yang tepat.
Dengan perawatan yang sesuai, penderita dapat mengelola gejala mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka dengan baik.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"