KONTEKS.CO.ID – Setiap orangtua memiliki harapan melihat anak tumbuh bahagia dan hidup nyaman. Namun, terkadang keinginan baik untuk memberikan kenyamanan kepada anak dapat berujung pada perilaku memanjakan yang berlebihan.
Bahaya Memanjakan Anak
Dampaknya tidak hanya terbatas pada tantrum anak, tetapi juga bisa memengaruhi perkembangan kepribadian mereka, menjadikan mereka egois, minim empati, dan selalu menuntut.
Dalam pandangan Lauren Silvers, seorang psikolog anak berlisensi di Florida, memanjakan anak tidak hanya tentang memberikan kasih sayang, tetapi juga melibatkan pengambilan keputusan yang bijaksana.
Artikel ini akan membahas bahaya memanjakan anak secara berlebihan, tanda-tanda perilaku tersebut, dan bagaimana mengatasi dampak negatifnya.
1. Tanda-tanda Memanjakan Anak Secara Berlebihan
Perilaku memanjakan anak memiliki tanda-tanda khas.
Salah satu tanda umumnya adalah perilaku tantrum anak yang tidak mengenal waktu dan tempat ketika keinginannya tidak terpenuhi.
Menurut Lauren Silvers, psikolog anak, perilaku ini bisa menjadi konsekuensi dari pemenuhan kebutuhan yang berlebihan.
“Ketika kita menjadi orangtua yang terlalu memanjakan, itu lebih merupakan masalah kita dan ketidaknyamanan kita saat mendengar anak kita tidak bahagia atau melihat mereka merasa tidak nyaman,” tegas Silvers.
2. Jenis-jenis Memanjakan Anak yang Berlebihan
Dalam dunia psikologi anak, memanjakan anak tidak hanya terjadi dalam satu bentuk.
Beberapa jenis memanjakan anak yang berlebihan meliputi:
- Material Overindulgence: Membelikan anak segala kebutuhan material yang penting tanpa mempertimbangkan nilai-nilai dan pembelajaran yang sebenarnya.
- Relational Overindulgence: Melibatkan diri dalam tindakan lebih banyak untuk anak daripada yang sebenarnya seperti melakukan tugas-tugas yang seharusnya bisa dilakukan oleh anak sendiri.
- Structural Overindulgence: Kesulitan menetapkan atau menegakkan aturan terhadap anak, memberikan mereka kebebasan yang berlebihan.
3. Bahaya Memanjakan Anak: Egoisme dan Ketidakmampuan Empati
Dampak dari perilaku memanjakan anak secara berlebihan tidak hanya terbatas pada situasi tantrum.
Anak-anak yang terlalu dimanjakan cenderung tumbuh menjadi individu yang egois, minim empati, dan selalu menuntut.
Proses pendewasaan dan belajar mengatasi ketidaknyamanan terhambat, membuat mereka sulit beradaptasi dengan dunia yang penuh tantangan.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami bahaya tersebut dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi dampak negatifnya.
4. Cara Menghindari Memanjakan Anak Secara Berlebihan
Menghindari perilaku memanjakan anak tidak berarti mengurangi kasih sayang atau kenyamanan yang diberikan kepada mereka.
Sebaliknya, hal ini lebih tentang memberikan batasan yang sehat dan mendidik anak tentang tanggung jawab. Beberapa cara untuk menghindari perilaku memanjakan anak meliputi:
- Mengajarkan Kemandirian: Anak perlu diberdayakan untuk melakukan tugas-tugas sederhana sendiri, seperti membersihkan kamar atau mempersiapkan makanan ringan. Ini membantu mereka belajar tentang kemandirian dan tanggung jawab.
- Menetapkan Batasan yang Jelas: Orangtua perlu menetapkan batasan yang jelas terkait aturan dan kebijakan di rumah. Konsistensi dalam menegakkan aturan akan membantu anak memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
- Memberikan Penghargaan yang Pantas: Memberikan penghargaan kepada anak haruslah berdasarkan pencapaian dan usaha yang nyata. Ini membantu mereka memahami nilai kerja keras dan dedikasi.
5. Kesadaran Orangtua dan Perencanaan Pendidikan Anak
Langkah pertama untuk menghindari perilaku memanjakan anak adalah kesadaran orangtua terhadap kebutuhan dan keinginan anak.
Mengajarkan anak untuk memahami nilai-nilai seperti empati, kerja keras, dan kemandirian melalui perencanaan pendidikan yang baik.
Pendidikan ini bukan hanya tentang pembelajaran akademis tetapi juga mencakup pengembangan karakter dan sikap hidup.
Mengubah Paradigma Menjadi Orangtua yang Bijaksana
Bahaya memanjakan anak tidak hanya merugikan anak itu sendiri tetapi juga dapat memberikan konsekuensi jangka panjang terhadap masyarakat dan dunia.
Oleh karena itu, menjadi orangtua yang bijaksana adalah kunci untuk menciptakan generasi yang mandiri, empatik, dan mampu mengatasi tantangan hidup.
Kesadaran akan dampak negatif memanjakan anak adalah langkah awal menuju perubahan paradigma dalam mendidik anak.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"