KONTEKS.CO.ID – Saat melihatnya secara detail, siapa sangka butiran gula pasir menampilkan bentuk kotak-kotak kecil yang menarik perhatian.
Namun, pertanyaannya muncul: mengapa gula pasir memiliki bentuk seperti ini? Apakah ada penjelasan ilmiah di baliknya? Mari kita kupas lebih dalam untuk menemukan jawabannya.
Gula pasir, bahan yang akrab dalam dapur kita, terbuat dari sukrosa yang telah dimurnikan dari tebu atau gula bit hingga mencapai tingkat kemurnian 99,8%.
Tidak hanya dari tebu, beberapa sumber lainnya juga menghasilkan gula pasir, seperti buah aren atau air kelapa.
Mengapa Butiran Gula Pasir Berbentuk Kotak?
Menurut “Handbook of Cane Sugar Engineering” (2014) karya E. Hugot, salah satu alasan di balik bentuk kotak butiran gula pasir adalah proses kristalisasi yang terjadi selama pembuatan gula.
Proses ini dimulai dengan memotong tebu yang telah dibersihkan untuk kemudian digiling.
Hasil gilingan tebu diekstrak dan melalui proses pemerahan, memisahkan air nira dari ampasnya.
Setelah proses ekstraksi, air nira menjalani serangkaian tahap, termasuk pengendapan dan evaporasi sebelum masuk ke proses kristalisasi.
Gula yang awalnya dalam bentuk cair kemudian dijadikan jus atau sirup sebelum direbus hingga mendidih pada suhu tinggi.
Tahap kristalisasi dimulai dengan memasukkan sejumlah kristal ke dalam sirup gula.
Kristal-kristal ini kemudian dikeringkan dalam udara panas sebelum akhirnya menjadi butiran gula pasir seperti kotak-kotak kecil yang kita kenal.
Proses Pembuatan Gula Pasir: Langkah Demi Langkah
Agar lebih memahami perjalanan gula dari tebu hingga menjadi butiran kotak-kotak, berikut tahapannya yang diambil dari laman Instagram @Kemdikbud.ri:
- Persiapan Tebu: Cuci tebu dengan air hingga bersih, potong menjadi bentuk kecil agar mudah digiling untuk pemurnian.
- Pemurnian: Pisahkan air nira dari tebu dan ampasnya.
- Penguapan: Sirup atau jus cair yang dihasilkan dari air nira dimasukkan ke dalam alat penguapan untuk mengurangi kandungan air.
- Pemanasan: Sirup gula dimasak pada suhu tinggi.
- Pengkristalan: Gula dimasukkan ke dalam mesin vakum berputar, membuatnya membentuk kristal kotak-kotak kecil seiring berjalannya waktu.
Apakah Gula Bisa Kadaluwarsa?
Menurut Britannica, gula tidak memiliki masa kedaluwarsa. Jika disimpan dengan baik dan tertutup rapat tanpa adanya air, gula dapat bertahan tanpa batas waktu.
Ini karena sifat hidroskopik gula yang mampu menarik air dari lingkungan sekitarnya.
Misalnya, jika ada bakteri di gula, air dalam bakteri akan terserap oleh gula melalui proses osmosis, menyebabkan bakteri tersebut mati karena kekurangan air.
Demikianlah penjelasan tentang bentuk unik butiran gula pasir dan proses di baliknya. Proses kristalisasi dari sirup tebu adalah kunci utama mengapa gula pasir berbentuk kotak.
Kini, semoga penjelasan ini membuka tabir tentang misteri gula pasir yang selama ini menarik perhatian kita. Sudahkah semuanya menjadi lebih jelas?***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"