KONTEKS.CO.ID – Dampak sinar matahari pada kulit. Sinar matahari atau ultraviolet (UV) menjadi bahan alami yang mampu mencukupi asupan vitamin D tubuh.
Salah satu manfaatnya yaitu membantu proses pembentukan tulang pada anak.
Pada orang dewasa, paparan sinar UV efektif membantu melindungi tulang tetap sehat dan kuat seiring dengan bertambahnya usia. Manfaat lainnya yaitu menjaga kepadatan tulang guna mencegah osteoporosis.
Meski bermanfaat, paparan sinar UV langsung ke kulit dapat memicu masalah kesehatan. Contohnya, munculnya tanda penuaan dini, peningkatan risiko kanker kulit, dan melasma. Jadi, tetap batasi paparannya, ya!
Melansir sejumlah sumber, tulisan ini akan membahas tentang dampak sinar matahari pada kulit.
Manfaat Sinar Matahari untuk Kesehatan
Paparan sinar matahari secara intens dalam waktu lama memang bisa menimbulkan masalah pada kulit. Namun sinarnya juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh, antara lain:
1. Merangsang pembentukan vitamin D
Studi dalam Environmental Health Perspectives Paparan mengungkapkan, radiasi UVB pada sinar matahari dapat memicu produksi vitamin D. Dalam durasi 30 menit, kulit memproduksi vitamin D sebanyak:
- 50.000 international units (IU) pada sebagian besar ras Kaukasia.
- 20.000 sampai 30.000 IU untuk kelompok orang berkulit kecokelatan.
- 8.000 hingga 10.000 IU pada orang berkulit gelap.
Vitamin D yang kamu dapatkan dari sinar matahari memainkan peran penting dalam kesehatan tulang. Apabila kebutuhannya tidak terpenuhi, tubuh akan rentan mengalami kondisi pengeroposan tulang, termasuk rakitis, osteoporosis dan osteomalasia.
Selain itu, vitamin D juga sangat penting untuk mendukung imunitas tubuh. Ini artinya, tubuh akan lebih kebal terhadap potensi penyakit akibat infeksi, tak terkecuali virus Corona.
Guna memperoleh efek dari sinar matahari ini, kamu bisa berjemur selama 15 sampai 20 menit pada pagi hari pukul 09.00 sampai 10.00 atau sore hari setelah pukul 16.00.
Setidaknya, berjemurlah tiga kali dalam seminggu, gunakan tabir surya dengan SPF 35.
2. Menjaga kesehatan mental
Faktanya, sinar matahari meningkatkan produksi serotonin. Hormon ini membantu meningkatkan energi dan suasana hati. Manfaatnya, kamu bisa terhindar dari masalah mental, seperti seasonal affective disorder (SAD) dan depresi.
3. Mendukung pengobatan vitiligo
Vitiligo adalah gangguan kesehatan kulit yang mengakibatkan warna kulit terlihat belang. Kondisi ini terjadi karena kurangnya melanin atau pigmen kulit. Meski vitiligo tidak bisa sembuh, kamu bisa melakukan tindakan pencegahan sehingga gejalanya tak memburuk, seperti melalui terapi obat dan sinar UV.
4. Mengurangi gejala psoriasis
Sinar matahari juga menjadi terapi yang efektif untuk mengurangi tingkat keparahan gejala psoriasis. Ini adalah gangguan kulit karena masalah autoimun. Pengidap psoriasis bisa mengalami kulit kering, mudah mengelupas, dan bersisik. Selain itu, pengidap juga biasanya mudah mengalami gatal-gatal dan ketombe pada kepala.
5. Menunjang pengobatan lupus vulgaris
Lupus vulgaris atau tuberkulosis kulit dapat berujung pada borok berukuran besar pada area leher dan wajah. Biasanya, dokter akan meresepkan obat antituberkulosis dan terapi sinar matahari UVB.
6. Menunjang pengobatan lupus vulgaris
Selain dewasa, sinar matahari juga memberikan manfaat untuk bayi, salah satunya yaitu mengatasi kuning atau jaundice. Meski begitu, pastikan untuk memakaikan topi dan pakaian pada Si kecil saat berjemur, dan hindari berjemur terlalu lama.
Setidaknya, berjemur antara 10 sampai 15 menit saja. Sementara pada bayi yang sudah lebih dari 6 bulan, oleskan tabir surya yang khusus untuk usia anak sebelum berjemur.
Apa Efek dari Sinar Matahari?
Meski memberikan banyak manfaat, paparan sinar matahari berlebihan dapat merusak serat kolagen dan elastin (lapisan dermis) pada kulit. Kondisi ini bisa berujung pada beberapa efek samping berikut:
1. Kerusakan kulit
Studi berjudul Natural and sun-induced aging of human skin yang dipublikasikan dalam Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine menemukan, paparan sinar UV memberikan dampak pada penurunan struktur dan fungsi kulit.
Karena itu, kemampuan kulit dalam memperbarui diri akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini juga memengaruhi perbaikan luka, imunitas, pigmentasi dan homeostasis lemak subkutan.
2. Risiko kanker kulit
Penelitian Sunlight and skin cancer yang dipublikasikan dalam Hindawi menemukan, paparan kronis terhadap radiasi ultraviolet (UV) di bawah sinar matahari berpotensi menyebabkan kanker kulit nonmelanoma pada manusia.
Risiko kanker kulit ini berasal dari sinar UV matahari yang diserap masuk ke dalam lapisan kulit. Kemudian, menghasilkan eritema, luka bakar, dan akhirnya kanker kulit.
3. Kulit terbakar
Bahaya lainnya, yakni kulit terbakar. Kondisi ini populer dengan istilah sunburn. Warna kulit saat terbakar akan tampak kemerahan, bahkan kecoklatan. Tak hanya itu, kulit jadi terasa perih saat tersentuh.
Hal itu berpotensi memicu reaksi inflamasi yang juga menjadi risiko kanker dan penuaan dini.
4. Melasma
Melasma terbentuk akibat kelainan pigmentasi akibat paparan sinar UV dalam jangka panjang. Gangguan kesehatan ini muncul dengan gejala berupa bercak coklat atau abu-abu pada permukaan kulit.
5. Cedera pada mata
Terpapar sinar matahari juga bisa memicu terjadinya cedera mata. Pasalnya, sinar UV bisa menyebabkan kerusakan kornea mata yang berujung pada penglihatan menjadi buram.
Selain itu, paparan sinar UV yang berlebihan juga dapat mengakibatkan munculnya berbagai masalah kesehatan mata yang lain. Misalnya degenerasi makula, kanker mata melanoma, dan katarak.
Itu tadi dampak dari sinar matahari pada tubuh manusia yang perlu kamu ketahui. Jika kamu mengalami masalah kulit, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kulit.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"