KONTEKS.CO.ID – Menopause adalah peristiwa alami dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berakhirnya periode menstruasi secara permanen.
Biasanya, menopause diakui setelah seorang wanita telah melewati 12 bulan berturut-turut tanpa menstruasi, dan tidak ada penyebab lain yang jelas.
Ini adalah tahap alami untuk semua wanita dalam proses penuaan. Kebanyakan wanita mengalami menopause secara alami antara usia 45 dan 55 tahun, dengan rata-rata usia menopause sekitar 51 tahun.
1. Penyebab
Hal ini terjadi karena ovarium, organ penting dalam sistem reproduksi wanita, berhenti melepaskan sel telur dan mengalami penurunan produksi hormon, terutama estrogen.
Ovarium juga menghasilkan hormon progesteron yang mengatur menstruasi dan ovulasi. Hal ini adalah bagian normal dari penuaan alami yang umumnya terjadi setelah usia 40 tahun.
Namun, beberapa wanita mengalami menopause dini, karena faktor seperti tindakan pembedahan (menopause bedah), seperti pengangkatan ovarium melalui histerektomi, atau kerusakan ovarium, seperti akibat kemoterapi.
Jika menopause terjadi sebelum usia 40 tahun karena alasan apa pun, itu disebut sebagai menopause dini.
2. Tahap Menopause
1. Perimenopause atau Transisi Menopause
Perimenopause dapat dimulai 8 hingga 10 tahun sebelum menopause saat ovarium secara bertahap menghasilkan lebih sedikit estrogen.
Ini umumnya terjadi pada usia 40-an. Perimenopause berlangsung hingga menopause, saat ovarium berhenti melepaskan sel telur.
Pada tahap ini, banyak wanita dapat mengalami gejala menopause, meskipun masih mengalami menstruasi dan dapat hamil.
2. Menopause
Menopause adalah saat berhentinya menstruasi secara permanen. Selama periode ini, ovarium berhenti melepaskan sel telur dan tidak lagi memproduksi sebagian besar estrogen.
Menopause dianggap terjadi ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.
3. Pasca Menopause
Ini adalah fase ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama satu tahun penuh setelah menopause.
Selama tahap ini, beberapa gejala menopause, seperti hot flash, mungkin membaik. Namun, risiko beberapa kondisi kesehatan, seperti osteoporosis dan penyakit jantung, meningkat karena rendahnya kadar estrogen.
3. Gejala Menopause
Gejala dapat bervariasi antara wanita. Mereka dapat berlangsung selama 5 tahun atau lebih, dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.
Gejala dapat lebih buruk pada beberapa wanita daripada yang lain. Gejala menopause yang muncul akibat menopause bedah dapat lebih parah dan tiba-tiba.
Salah satu tanda pertama yang mungkin dialami adalah perubahan dalam siklus menstruasi, yang dapat menjadi lebih pendek atau lebih lama.
Beberapa wanita mungkin mengalami periode menstruasi setiap 3 minggu sebelum akhirnya berhenti sepenuhnya.
Ada juga yang mengalami periode menstruasi yang tidak teratur selama 1 hingga 3 tahun sebelum berhenti sama sekali.
Gejala umum:
- Menstruasi yang lebih jarang dan akhirnya berhenti.
- Detak jantung berdebar kencang.
- Hot flash, yang biasanya paling parah dalam 1 hingga 2 tahun pertama.
- Berkeringat pada malam hari.
- Kulit memerah.
- Masalah tidur (insomnia).
Gejala lainnya mungkin termasuk:
- Berkurangnya minat terhadap seks atau perubahan respons seksual.
- Kesulitan dalam mengingat (pada beberapa wanita).
- Sakit kepala.
- Perubahan suasana hati, termasuk mudah tersinggung, depresi, dan kecemasan.
- Kekurangan kontrol kandung kemih (inkontinensia).
- Kekeringan vagina dan nyeri saat berhubungan seksual.
- Infeksi vagina.
- Nyeri sendi.
- Detak jantung tidak teratur (palpitasi).
4. Diagnosis
Dokter dapat mendiagnosisnya dengan memeriksa riwayat menstruasi dan gejala yang dialami oleh seorang wanita.
Dalam beberapa kasus, tes darah juga dapat diperlukan untuk mengukur tingkat hormon tertentu, seperti hormon stimulasi folikel (FSH) dan estradiol, untuk memastikan diagnosis menopause.
Menopause adalah bagian dari perjalanan alami kehidupan seorang wanita, dan pengalaman setiap wanita mungkin berbeda.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk membahas gejala dan pengelolaan menopause yang sesuai.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"