KONTEKS.CO.ID – Vape atau rokok elektronik telah menjadi alternatif populer bagi rokok tradisional, dikemas dalam berbagai bentuk dan rasa yang menarik.
Namun, dengan peningkatan penggunaan vape, muncul keprihatinan tentang dampaknya terhadap kesehatan. Terbaru, American Heart Association melaporkan hasil studi yang menghubungkan penggunaan vape dengan masalah kecemasan.
Studi ini dilakukan untuk menganalisis dampak penggunaan vape terhadap kesehatan mental, terutama dalam hal gejala kecemasan dan depresi.
Penelitian ini melibatkan 2.505 remaja dan dewasa muda berusia 13 hingga 24 tahun. Peserta diwawancarai untuk mengukur perbedaan kesehatan mental antara mereka yang hanya menggunakan vape nikotin, vape THC (senyawa utama dalam ganja), pengguna dual vape (nikotin dan THC), dan mereka yang sama sekali tidak pernah vaping.
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa penggunaan vape bisa memicu gejala kecemasan.
Sekitar 70 persen dari pengguna vape yang hanya mengonsumsi THC mengalami gejala kecemasan seperti kekhawatiran berlebih, kilas balik, serangan panik, dan kecemasan situasional selama seminggu sebelumnya.
Angka ini juga tinggi pada pengguna vape nikotin saja (60 persen) dan dual vaper (60 persen).
Selain gejala kecemasan, studi ini juga menemukan adanya korelasi antara penggunaan vape dan gejala depresi.
Lebih dari separuh pengguna vape di semua kategori melaporkan mengalami depresi, yang mencakup kesulitan dalam menikmati aktivitas sehari-hari dalam seminggu terakhir. Jauh lebih tinggi dengan yang sama sekali tidak menggunakan vape.
Selain itu, lebih dari 50 persen dari semua pengguna vape dalam studi ini melaporkan memiliki pikiran untuk bunuh diri dalam satu tahun terakhir.
Ini merupakan angka yang signifikan jika membandingkannya dengan yang tidak pernah menggunakan vape, di mana hanya sekitar sepertiga dari mereka yang melaporkan pikiran serupa.
Hasil Penelitian
Ahli saraf dan ahli kecanduan, Ben Spielberg, menyatakan bahwa efek nikotin dan THC pada otak berbeda-beda. JUga bergantung pada individu, dosis, dan cara konsumsi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa THC dapat membantu mengurangi gejala depresi dan kecemasan pada beberapa individu, tetapi dampaknya dapat bervariasi.
Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan dosis dan cara konsumsi nikotin dan THC.
Studi ini menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut. Tujuannya, untuk memahami bagaimana penggunaan vape dapat memengaruhi kondisi kecemasan dan depresi pada populasi yang lebih luas.
Kesimpulannya, vape memang menawarkan alternatif dari rokok tradisional. Namun, dampaknya terhadap kesehatan mental juga harus dapat perhatian dengan serius.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"