KONTEKS.CO.ID — Diplopia, yang dikenal juga sebagai “penglihatan ganda,” adalah kondisi di mana objek terlihat ganda atau ganda ketika sebenarnya hanya ada satu objek.
Kondisi ini bisa sangat mengganggu dan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membaca, menulis, atau mengemudi.
Penyebab diplopia dapat bervariasi, dan pengobatannya tergantung pada akar permasalahannya.
Penyebab Diplopia:
Gangguan pada Otot Mata: Salah satu penyebab umum diplopia adalah gangguan pada otot-otot yang menggerakkan mata. Gangguan ini dapat terjadi akibat cedera, penyakit neuromuskuler, atau masalah mata lainnya.
Kelainan Saraf: Gangguan pada saraf yang mengontrol otot mata, seperti saraf kranial, bisa menyebabkan ketidakmampuan mata untuk bergerak secara sinkron, menghasilkan gambar ganda.
Gangguan Refraksi: Kadang-kadang, masalah pada koreksi penglihatan, seperti rabun jauh atau dekat, dapat mengakibatkan penglihatan ganda jika mata harus bekerja keras untuk fokus.
Kelainan Mata: Penyebab lain bisa berupa kelainan fisik pada mata, seperti kerusakan lensa mata atau kelainan kornea, yang dapat mempengaruhi cara cahaya dipantulkan dan diterima oleh mata.
Trauma atau Cedera Kepala: Cedera kepala berat atau trauma pada area kepala bisa merusak otot mata atau saraf, yang dapat menyebabkan diplopia.
Penyakit Neurologis: Beberapa kondisi neurologis, seperti stroke, multiple sclerosis, atau tumor otak, dapat memengaruhi kemampuan otak untuk mengontrol gerakan mata.
Gejala Diplopia:
Gejala utama diplopia adalah melihat objek ganda, baik secara horizontal, vertikal, atau diagonal. Gejala lain yang mungkin muncul bersamaan termasuk:
- Sakit kepala.
- Kesulitan fokus pada objek.
- Pandangan kabur atau tidak jelas.
- Masalah dalam menjaga keseimbangan dan koordinasi.
- Perasaan lelah pada mata.
- Sulit membaca atau melakukan aktivitas visual lainnya.
Pengobatan Diplopia:
Pengobatan diplopia tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa opsi pengobatan meliputi:
Terapi Fisik: Terapi fisik atau terapi okupasi dapat membantu meningkatkan kontrol otot mata dan koordinasi, terutama setelah cedera atau trauma.
Koreksi Refraksi: Jika diplopia disebabkan oleh masalah refraksi, kacamata atau lensa kontak mungkin dapat membantu mengoreksi masalah ini.
Terapi Obat: Jika diplopia disebabkan oleh penyakit neurologis atau kondisi lain seperti miastenia gravis, dokter mungkin meresepkan obat-obatan tertentu untuk membantu mengurangi gejala.
Pembedahan: Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki kelainan fisik pada mata atau otot.
Pengobatan Penyakit Penyebab: Jika diplopia disebabkan oleh penyakit atau kondisi mendasar seperti stroke atau tumor, pengobatan fokus pada mengatasi penyebab utama.
Dalam semua kasus, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mata atau dokter spesialis saraf untuk diagnosis yang tepat dan perencanaan pengobatan yang sesuai.
Karena penyebab diplopia bisa bervariasi, diagnosis yang akurat adalah langkah penting dalam menentukan rencana perawatan yang paling efektif.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"