KONTEKS.CO.ID – Katapleksi adalah kondisi medis yang jarang terjadi dan merupakan salah satu gejala khas dari narcolepsi, yaitu gangguan tidur kronis. Artikel ini akan menjelaskan penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan katapleksi.
Gangguan kronis ini ditandai dengan kehilangan kontrol otot secara tiba-tiba dan sementara, yang sering dipicu oleh emosi seperti tawa, keterkejutan, marah, atau kegembiraan.
Kondisi ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari seseorang.
Penyebab Gangguan Tidur Kronis
Katapleksi terkait erat dengan narcolepsi tipe 1, yang juga dikenal sebagai narcolepsi dengan katapleksi. Pada narcolepsi tipe 1, terjadi kelainan pada sistem pengaturan tidur dan bangun dalam otak.
Salah satu faktor yang diduga berperan dalam sebagai penyebab penyakit kronis ini adalah kekurangan neurotransmitter hipokretin (juga dikenal sebagai orexin), yang bertanggung jawab dalam mengatur tidur dan bangun.
Kekurangan hipokretin dikaitkan dengan kerusakan sel-sel saraf dalam otak yang menghasilkan zat kimia ini.
Gejala Katapleksi
Gejala utama adalah kehilangan tonus otot yang tiba-tiba dan sementara. Serangan katapleksi dapat berkisar dari kelemahan ringan hingga kelumpuhan otot yang lebih parah.
Beberapa gejala yang umum meliputi:
- Kelemahan otot yang tiba-tiba saat emosi meningkat, seperti tawa atau keterkejutan.
- Kekuatan otot yang menurun atau hilang untuk beberapa saat.
- Kelumpuhan otot yang dapat mempengaruhi bagian tubuh tertentu atau seluruh tubuh.
- Kejadian katapleksi yang berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit.
Diagnosis
Diagnosis biasanya melibatkan sejarah medis dan serangkaian tes. Dokter akan melakukan wawancara mendalam tentang gejala dan riwayat tidur pasien.
Tes tidur di laboratorium atau polisonografi mungkin diperlukan untuk memantau pola tidur pasien dan mengidentifikasi gangguan tidur lainnya.
Selain itu, tes multiple sleep latency (MSLT) dilakukan untuk mengukur tingkat kewaspadaan tidur dan memantau kemunculan katapleksi selama periode istirahat.
Pengobatan
Meskipun katapleksi tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, ada beberapa pendekatan pengobatan yang dapat membantu mengendalikan gejalanya.
Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang umum digunakan:
Obat-obatan: Dokter dapat meresepkan obat seperti antidepresan trisiklik, penghambat selektif reuptake serotonin-norepinefrin, atau natrium oksibat untuk mengendalikan serangan katapleksi dan meningkatkan kualitas tidur.
Terapi perilaku: Terapi perilaku kognitif dapat membantu pasien mengidentifikasi pemicu emosional yang dapat memicu serangan katapleksi. Teknik relaksasi dan manajemen stres juga dapat membantu mengelola gejala.
Penyesuaian gaya hidup: Menjaga rutinitas tidur yang teratur, menerapkan waktu istirahat yang cukup, dan menghindari konsumsi alkohol dan kafein dapat membantu mengelola gejala katapleksi.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan perencanaan pengobatan yang tepat. Perawatan yang efektif dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi dampak katapleksi pada aktivitas sehari-hari.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"