KONTEKS.CO.ID – Syaja’ah, yang memiliki arti berani, tekun, gagah, kuat hati, tenang, sabar, memiliki kekuatan yang jelas, dan bisa menguasai diri, adalah salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap individu.
Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa contoh perilaku syaja’ah yang bisa kita teladani oleh setiap individu.
Pertama, bersikap objektif kepada diri sendiri adalah salah satu contoh perilaku syaja’ah yang penting. Hal ini mengharuskan seseorang untuk tidak meremehkan atau melebih-lebihkan kemampuan dan kekurangan yang ia miliki.
Dengan bersikap objektif, individu akan mampu melihat kelebihan dan kekurangannya dengan jelas, sehingga dapat mengakui kelemahan dan memperbaikinya, serta mengakui kelebihan dan memanfaatkannya secara positif.
Kedua, mampu menguasai diri sendiri saat marah adalah sikap yang sangat penting dalam mengembangkan syaja’ah.
Seseorang yang memiliki keberanian akan mampu mengendalikan emosi dan menahan diri ketika marah. Mampu melawan nafsu dan amarah serta mengendalikan diri dalam situasi yang sulit adalah contoh perilaku syaja’ah yang kuat.
Contoh Perilaku Syaja’ah
Selanjutnya, memiliki daya tahan yang besar juga merupakan contoh perilaku syaja’ah.
Mental yang kuat dan mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan, penderitaan, bahaya, dan penyiksaan adalah ciri-ciri dari seseorang yang memiliki syaja’ah.
Contoh nyata dari sejarah Islam, terutama perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, menggambarkan betapa pentingnya memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi tantangan hidup.
Berani berterus-terang menyampaikan kebenaran adalah contoh perilaku syaja’ah lainnya. Meskipun menyuarakan kebenaran bisa berisiko tinggi, seperti nyawa yang menjadi taruhannya, seseorang yang memiliki syaja’ah tidak takut untuk menyuarakan kebenaran dengan jelas dan tegas.
Namun, penting juga untuk menyampaikan kebenaran dengan kesantunan, kesopanan, dan memperhitungkan konteks serta keberagaman di sekitar kita.
Selanjutnya, mampu memegang rahasia adalah contoh perilaku syaja’ah yang penting.
Dalam konteks perjuangan atau situasi sulit, menjaga kerahasiaan adalah hal yang berat namun penting. Kesiapan untuk memegang rahasia menjadi tanda syaja’ah seseorang dalam medan perjuangan.
Contoh dari masa Rasulullah SAW, di mana hanya sedikit sahabat yang diberi amanah untuk menjaga rahasia, menunjukkan pentingnya kepercayaan dan tanggung jawab dalam memegang rahasia.
Terakhir, mengakui kesalahan. Mengakui kesalahan merupakan ciri pribadi yang berani dan jujur.
Sementara itu, tidak mau mengakui kesalahan, mencari kambing hitam, atau bersikap tidak bertanggung jawab menunjukkan kelemahan karakter.
Mengakui kesalahan adalah langkah pertama untuk memperbaiki diri dan menunjukkan keberanian untuk bertanggung jawab atas tindakan kita.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"