KONTEK.CO.ID – Menyusul Indonesia, rencananya dalam waktu dekat Thailand subsidi kendaraan listrik berbasis baterai yang diproduksi di negaranya.
Kementerian Perindustrian Thailand berencana meminta kabinet menyetujui paket insentif produksi baterai kendaraan listrik (EV) sebelum parlemen dibubarkan bulan ini. Ini demi memuluskan Thailand subsidi kendaraan listrik untuk rakyatnya.
Bangkok Post melaporkan, mereka tidak mengetahui kapan pejabat tersebut akan meneruskan proposal paket Thailand subsidi kendaraan listrik ke kabinet. Pertemuan biasanya dilakukan setiap hari Selasa.
Namun menurut Warawan Chitaroon, Direktur Jenderal Kantor Ekonomi Industri Thailand, kabinet diperkirakan akan memberikan keputusan akhir dalam waktu 1-2 pekan ke depan.
Komite Kebijakan EV Nasional sebelumnya pada prinsipnya menyetujui proposal untuk menurunkan cukai pada baterai EV dari 8% saat ini menjadi 1%, sambil menawarkan subsidi 24 miliar baht untuk produksi baterai EV.
Warawan mengatakan, promosi manufaktur baterai EV dianggap sebagai masalah yang mendesak. Sebab menarik banyak perhatian dari perusahaan calon investor.
“Investor asing sudah menanyakan kepada lembaga negara, khususnya Badan Penanaman Modal, tentang rincian paket tersebut,” ujarnya.
Di antaranya, sambung dia, adalah produsen mobil yang tertarik membangun pabrik baterai EV untuk mendukung pabrik perakitan EV mereka.
“Subsidi untuk produsen baterai akan didasarkan pada siapa cepat dia dapat,” ungkap Menteri Energi Thailand, Supattanapong Punmeechaow, yang memimpin Komite Kebijakan EV Nasional.
Besaran subsidi yang ditujukan untuk mendukung pembuatan sel baterai akan bergantung pada ukuran baterai yang diproduksi.
Produsen baterai EV dengan kapasitas kurang dari 8 gigawatt jam (GWh) akan menerima subsidi antara Rp176.101 dan Rp264.152 per kilowatt-jam (kWh). Sementara pabrik yang membuat baterai EV 8GWh atau lebih akan menerima hingga Rp352.202 per kWh.
Subsidi tersebut akan membantu mengurangi harga baterai EV dan kendaraan listrik secara keseluruhan Ini pada akhirnya meningkatkan industri manufaktur EV di negara tersebut, menurut Supattanapong.
Menurut sumber di Kementerian Energi Thailand, beberapa pabrikan mobil meragukan paket insentif tersebut. Ini berdasarkan spesifikasi baterainya.
“Pemerintah ingin mendorong produsen sel baterai ternama dunia untuk berinvestasi di Thailand,” kata sumber itu, seraya menambahkan bahwa banyak perusahaan mobil hanya pembuat modul baterai.
Dengan rencana subsidi ini, adalah wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, wajib waspada.
Kehadiran insentif kendaraan listrik di Thailand tentunya akan semakin membuat iklim investasi di sana lebih menarik lagi.
Sebelum subsidi ini diterapkan, BYD sudah membangun pabrik mobil listriknya di Thailand. Jika ditambah subsidi, sudah pasti banyak investor yang berkaitan dengan ekosistem baterai listrik bakal tertarik ke Bangkok. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"