KONTEKS.CO.ID – Produsen mobil lebih memilih untuk menutup pabrik mereka di China karena pembatasan COVID-19 yang membuat mereka hampir tidak mungkin untuk mengamankan beberapa komponen.
Bahkan menganggap sistem loop tertutup yang dipromosikan oleh pejabat China sebagai cara untuk mempertahankan produksi selama lockdown tidak dapat dilanjutkan.
Volkswagen AG pada hari Senin mengatakan, kekurangan komponen adalah alasan utama di balik keputusan untuk menghentikan produksi di pabrik patungan yang dimilikinya dengan China FAW Group Co. di Chengdu. Serta dua dari lima jalur produksi di pabriknya di Changchun.
Pabrikan mobil Jerman itu tidak memiliki perkiraan kapan produksi akan dilanjutkan. Mereka juga tidak berencana membuat putaran tertutup, kata seorang juru bicara, dikutip Hindustan Times, Rabu, 30 November 2022.
Ketidakpastian pembatasan China, terutama ketika wabah mencapai rekor, berarti membuat pabrikan mobil seperti VW dihadapkan pada ketidakpastian rantai pasokan yang signifikan.
Tanpa pasokan komponen yang stabil dan stabil, sulit untuk membuat rencana produksi apa pun. Apalagi beralih ke sistem loop tertutup yang akan membuat pabrik tetap berjalan.
Perusahaan mobil listrik China Xpeng Inc. menghadapi tantangan serupa, menurut seseorang yang mengetahui situasinya. Li Auto Inc. telah menunda pengiriman dua model karena kekurangan komponen, kata pembuat mobil yang berbasis di Beijing itu dalam sebuah pernyataan, Senin kemarin.
Seorang juru bicara VW, mengatakan, pabriknya di Chengdu dan Changchun terkena dampak gangguan rantai pasokan terkait COVID-10. Namun keseluruhan pasokan ke fasilitas lain di China saat ini cukup stabil.
Pertama kali digunakan selama Olimpiade Musim Dingin Beijing sebagai cara untuk menjaga atlet dan staf pendukung terpisah dari populasi yang lebih luas, loop tertutup dimaksudkan sebagai obat mujarab yang akan membuat ekonomi China tetap berjalan meski pembatasan COVID-19 membatasi pergerakan.
Meskipun mereka efektif dalam membantu perusahaan seperti Tesla Inc. memulai kembali produksi selama lockdown Shanghai pada musim semi, sistem tersebut menjadi tak dapat dipertahankan dengan semakin lamanya pandemi. Terlebih pekerja yang terpisah dari keluarga mereka dan dunia luar dalam jangka panjang. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"