KONTEKS.CO.ID – Bakar sampah merupakan praktik yang umum masyarakat lakukan di beberapa daerah di Indonesia, terutama pada daerah yang tidak memiliki sistem pengelolaan memadai.
Hal ini tentu mereka lakukan dengan maksud untuk mengurangi jumlah sampah di sekitar lingkungannya. Sebenarnya pemerintah sangat tidak menganjurkan membakar sampah.
Hal ini lantaran dampak yang akan timbul terutama bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar tempat adanya pembakaran sampah tersebut.
Berikut ini beberapa dampak yang muncul bagi kesehatan bila melakukan pembakaran terutama di lingkungan pemukiman padat penduduk.
- Polusi Udara
Saat sampah terbakar, terjadi pelepasan gas berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO), dan partikel-partikel halus yang disebut PM10 dan PM2.5.
Partikel-partikel halus ini bisa masuk ke dalam saluran pernapasan manusia dan menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru-obstruktif kronis (PPOK).
Selain itu, pembakaran sampah juga menghasilkan polutan udara yang dapat menyebabkan iritasi pada mata dan hidung.
- Toksin
Membakar sampah juga menghasilkan toksin seperti dioksin dan furan, yang dapat menyebabkan kanker dan mempengaruhi sistem hormonal manusia.
Toksin ini juga dapat mencemari tanah dan air, serta berdampak buruk pada hewan yang hidup di sekitar tempat pembakaran sampah.
- Peningkatan Risiko Infeksi Saluran Pernapasan
Pembakaran sampah yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan gas beracun seperti formaldehid dan aseton.
Gas-gas ini dapat merusak lapisan lendir yang melapisi saluran pernapasan manusia. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia dan bronkitis.
- Peningkatan Risiko Kesehatan Mental
Melakukan pembakaran sampah secara terus-menerus dapat menyebabkan tekanan psikologis pada masyarakat sekitar. Bau yang tidak sedap, asap hitam, dan kekhawatiran akan dampak kesehatan dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada masyarakat sekitar.
- Dampak pada Kesehatan Anak-Anak
Pembakaran sampah yang terus-menerus juga dapat menyebabkan dampak pada kesehatan anak-anak. Partikel halus dan polutan udara dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pernapasan anak-anak yang masih berkembang.
Dampak jangka panjang dari paparan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya asma, kanker, dan gangguan perkembangan lainnya.
Mengingat dampak yang sangat merugikan bagi kesehatan dan lingkungan, penting untuk menghindari praktik bakar sampah.
Sebagai gantinya, pemerintah dan masyarakat dapat mencari solusi yang lebih ramah lingkungan dan aman untuk mengelola sampah.
Beberapa diantaranya seperti pengolahan sampah dengan cara daur ulang, kompos, dan pembuangan sampah pada tempat yang sesuai.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"