KONTAKS.CO.ID — Berbeda dengan mom shaming, dad shaming justru lebih sering ia dapatkan dari orang yang memiliki hubungan dekat dengan ayah, seperti istri, orang tua, atau bahkan teman-temannya.
Dad shaming adalah bentuk kritikan atau sindiran yang diterima oleh seorang ayah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kritikan ini bisa berupa cara mendisiplinkan anak, bermain dengan anak, tumbuh kembang anak, hingga meremehkan kemampuan seorang ayah dalam merawat anak.
Seringkali ayah mendapat kritikan perihal cara mendisiplinkan anak. Orang terkadang menyalahartikan ayah yang bersikap tegas kepada anak sebagai perilaku yang keras.
Namun, jika memberikan kelonggaran terhadap anaknya, ayah juga tidak luput dari kritikan karena orang menganggap terlalu memanjakan. Padahal, setiap ayah memiliki cara yang berbeda dalam mendisiplinkan anak.
Bentuk dad shaming selanjutnya adalah komentar tentang tumbuh kembang anak. Orang seringkali mengkritik ayah karena tidak tahu-menahu mengenai tumbuh kembang anak, nutrisi untuk anak, atau cara mengajarkan anak.
Komentar seperti “Kok, anaknya kurus kerempeng begini!” atau “Sudah umur segitu tapi kok belum bisa berjalan?” kerap menghujani para ayah.
Bahkan seorang ayah juga mendapat kritikan saat bermain dengan anaknya karena menurut identik dengan permainan yang melibatkan fisik.
Terkadang seorang ayah mengajak sang buah hati bermain dengan cara melemparnya ke udara kemudian menangkapnya atau mengayun-ngayunnya. Namun, hal ini sering memicu kritikan pedas bahwa hal itu bisa membahayakan anak.
Padahal, sang ayah hanyalah bermaksud untuk bersenang-senang dengan anaknya. Setiap ayah tentuakan mengutamakan keamanan anak dan memahami sejauh mana anaknya bisa menerima permainan itu.
Bentuk dad shaming yang terakhir adalah meremehkan dan tidak membiarkan ayah untuk belajar, misal dalam hal merawat sang buah hati.
Sebagai contoh, ketika sang ayah ingin belajar atau salah memakaikan baju bayinya, lalu yang lebih mahir langsung mengambil alih sembari berkata, “caranya salah, kamu tidak bisa-bisa, deh. Sini biar aku saja yang memakaikannya.”***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"