KONTEKS.CO.ID – Produk dengan kandungan charcoal atau arang aktif kini semakin banyak beredar di pasaran. Mulai dari produk kecantikan, sebagai penyaring udara, pasta gigi hingga makanan dan minuman.
Charcoal sendiri terbuat dari bahan yang kaya akan karbon seperti kayu, kelapa, atau batu bara, dengan pembakaran pada suhu tinggi (antara 600-900 Celcius).
Beberapa studi klinis menyebutkan bahwa pasta gigi charcoal memiliki manfaat jangka panjang jika digunakan dalam jangka waktu lama. Namun, penggunaan charcoal pada makanan dan minuman masih menuai kontroversi.
Pusat Pengendalian Racun menjelaskan bahwa para profesional kesehatan menggunakan charcoal sebagai detoksifikasi racun dalam tubuh pasien overdosis obat-obatan.
Namun, jika tubuh tidak membutuhkannya, penggunaan charcoal pada makanan atau minuman dapat berbahaya.
Sebuah studi tahun 2007 yang terbit dalam Jurnal Kualitas Makanan menunjukkan bahwa arang aktif dapat menghilangkan vitamin sehat yang terkandung dalam jus apel.
Ini mengindikasikan bahwa penggunaan charcoal pada makanan atau minuman secara berlebihan tidaklah baik untuk tubuh.
Menyadur dari halaman healthline.com, beberapa efek samping dari Arang aktif yang paling umum adalah muntah, terutama jika sekaligus menggunakan bahan sorbitol.
Dalam kasus yang sangat jarang, arang aktif erat kaitannya dengan penyumbatan usus. Anda mungkin berisiko lebih besar jika mengonsumsi obat opioid atau antimuskarinik, MDAC dan mengalami gangguan motilitas usus.
Akademi Toksikologi Klinis Amerika (AACT) selanjutnya memperingatkan untuk tidak mengonsumsi arang aktif jika terjadi perdarahan, penyumbatan, atau lubang di usus Anda.
Selain itu, ketika activated charcoal Anda gunakan sebagai penangkal racun, ada risiko arang dapat masuk ke paru-paru bukan ke perut. Maka bisa jadi ini menjadi alasan jika Anda muntah atau mengantuk atau setengah sadar setelah mengonsumsi.
Selain itu, penggunaan bubuk arang pada gigi juga bisa merusak lapisan pelindung gigi atau enamel, serta menyebabkan iritasi pada gusi.
Meskipun demikian, masih banyak orang yang tertarik untuk mencoba produk dengan kandungan charcoal. Oleh karenanya penting untuk mempertimbangkan manfaat dan risikonya serta berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"