KONTEKS.CO.ID – Bulan Ramadhan selalu menjadi momen yang dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Namun, bagi ibu yang sedang menyusui, keputusan untuk berpuasa atau tidak bisa menjadi sebuah dilema. Salah satu alasan utama adalah kekhawatiran bahwa puasa dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI, serta berdampak pada kesehatan bayi.
Memang benar bahwa ibu menyusui membutuhkan asupan makanan dan cairan cukup untuk memproduksi ASI yang sehat bagi bayi. Namun, apakah ibu yang berpuasa selama Ramadhan dapat memenuhi kebutuhan ini?
Sebenarnya, ibu menyusui diperbolehkan untuk berpuasa selama Ramadhan jika merasa sanggup dan dalam kondisi sehat. Namun, ibu yang berpuasa harus memastikan bahwa mereka memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi yang cukup saat berbuka dan sahur.
Beberapa mitos mengenai efek puasa pada ASI dan bayi juga perlu penjelasan. Salah satunya adalah bahwa ASI dari ibu yang berpuasa dapat membuat bayi mengalami diare atau BAB cair.
Namun, faktanya adalah bahwa mencret dan diare pada bayi tidak berhubungan dengan ibu yang berpuasa. Meski saat ibu menyusui berpuasa jumlah beberapa mikronutrien pada ASI menurun, tetapi hal ini tidak berpengaruh signifikan pada kesehatan bayi.
Sebaliknya, ibu menyusui yang berpuasa harus memperhatikan tanda-tanda dehidrasi pada bayi. Jika bayi mengalami diare atau mencret, ibu menyusui harus memberikan ASI sesering mungkin untuk mencegah dehidrasi.
Karena ketika bayi mengalami dehidrasi itu akan menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti gangguan ginjal, kejang bahkan syok hipovolemik.
Untuk memenuhi kebutuhan cairan harian, saran bagi ibu menyusui yang berpuasa untuk minum 8–10 gelas air putih setiap harinya. Selain itu, konsumsi makanan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup, dan mengelola stres dengan baik juga dapat membantu menjaga kesehatan ibu dan bayi.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"