KONTEKS.CO.ID – Raih dua emas buat Indonesia dan pecahkan rekor ASEAN Para Games, lifter Indonesia, Shebriori, kok malah sedih? Ada apa?
Lifter putri para angkat berat Indonesia, Rani Puji Astuti dan Shebrioni, memastikan empat medali emas di genggaman. Masing-masing meraih dua keping medali ema di ASEAN Para Games 2023 yang berlangsung di Kamboja.
Tak hanya itu, dua lifter kebanggaan Indonesia ini juga memecahkan rekor total angkatan di kelas masing-masing.
“Terima kasih dan senang sekali, bersyukur karena hasil ini adalah sesuai dengan yang telah di targetkan kepada saya, dua emas,” beber Rani Puji Astuti usai UPP di National Paralympic Committee (NPC) Hall, Phnom Penh, Kamboja, Senin, 5 Juni 2023, seperti dilaporkan tim Humas dan Media Kemenpora RI.
Lifter Rani Puji Astuti yang turun di kelas 61 kg putri tampil memukau dengan angkatan terbaiknya di 100 kg dan total angkatan atau total lift 285 kg untuk memastikan medali emas.
“Untuk persiapannya memang terus berlanjut dari APG di Solo itu, tidak putus sampai sekarang berlatih dan terus berlatih keras dan disiplin,” tambah lifter 40 tahun itu.
“Medali emas ini saya persembahkan untuk seluruh rakyat Indonesia untuk NPC Indonesia, keluarga dan semua yang mendukung. Semoga kedepan bisa lebih baik lagi,” tutur gadis kelahiran Kudus tersebut.
Adapun Rani juga memecahkan rekor Asian Para Games atas namanya sendiri, rekor sebelumnya adalah 90 kg.
“Iya benar pecah rekor nama sendiri. Sebelumnya 90 kg di APG Solo, terus tadi dipecah dari 95 dan pecah lagi jadi 100 kg,” tambahnya.
Raih dua emas, Shebrioni kok sedih?
Sementara itu, meski merebut emas dan pecahkan rekornya sendiri, Shebrioni merasa sedih kenang mendiang sang anak semata wayangnya.
“Alhamdulillah sekali bisa dapet dua emas ini. Saya persembahkan emas ini untuk anak saya yang sudah meninggal dunia,” tutur Monic, sapaan Shebrioni, usai mengikuti tes doping di National Paralympic Committee (NPC) Hall, Phnom, Penh, Kamboja.
“Anak saya sudah meninggal karena getah beningnya sudah menjalar ke kaki, usianya 13 tahun, sudah banyak kenangan bersamanya. Tapi ya mungkin sudah takdirnya,” tambah lifter kelahiran 18 Februari 1992 tersebut.
Sebelumnya, Monic yang turun di kelas 67 kg putri, tampil memukau mengungguli lawan-lawannya dengan best liftnya di 105 kg dan total angkatan atau total lift 308 kg untuk emas di genggaman.
Shebri juga memecahkan rekor angkatan atas namanya sendiri, rekor sebelumnya adalah 103 kg.
“Alhamdulillah juga pecah rekor nama sendiri. Terakhir di APG Solo saya rekornya 103 kg dan disini pecah rekor jadi 105 kg,” tutur penyuka masakan Soto itu.
“Sebenarnya juga tangan ini juga masih nyut-nyutan sakit karena jatuh dari kursi roda. Saya coba pakai kursi roda karena buat stamina sebenarnya bisa jalan tapi kemarin jatuh. Setelah ini semoga bisa ke Asian Para Games Hangzhou,” tandasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"