KONTEKS.CO.ID – ARMY Indonesia menuliskan surat terbuka kepada Hyundai untuk mundur dari pembangunan PLTU sebab BTS telah menjadi wajah atau Ikon Hyundai selama bertahun-tahun.
Kendaraan Hyundai terkenal di kalangan ARMY karena BTS merupakan ikon dan brand ambassador Hyundai dari seri mobil listrik Ioniq.
Sebagai bagian dari kampanye ini, ARMY Indonesia mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait berita yang beredar dengan menandatangani surat terbuka yang akan dikirimkan oleh KPOP4PLANET kepada Ketua Eksekutif Hyundai sebagai bagian dari kampanye ini.
KPOP4PLANET adalah inisiasi gerakan iklim global bagi penggemar K-pop yang diluncurkan pada Maret 2021. Terdiri dari fandom di seluruh dunia, termasuk di Korea Selatan dan Indonesia.
ARMY tahu pentingnya melawan perubahan iklim. Jadi ARMY menentang proyek Hyundai yang berencana membangun PLTU baru di Kalimantan Utara yang
Hyundai yang terkenal dengan mobil ramah lingkungannya, berencana mendapatkan aluminium dari Adaro, dan mereka akan membangun PLTU baru di Kalimantan Utara untuk aluminium tersebut.
“Sekarang 2023, siapa yang masih butuh batu bara?! Hyundai Drop Coal!’ seru ARMY Indonesia.
Sebagai bagian dari kampanye ini, ARMY Indonesia mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait berita yang beredar dengan menandatangani surat terbuka yang akan dikirimkan oleh KPOP4PLANET kepada Ketua Eksekutif Hyundai sebagai bagian dari kampanye ini.
Mereka bergandeng tangan dengan KPOP4PLANET melalui kampanye ini untuk mendorong perusahaan mundur dari proyek yang dapat merusak lingkungan.
“Kami telah melihat dan mengalami sendiri dampak dari bencana iklim. Mulai dari banjir, polusi udara, kekeringan, dan banyak lagi. Kami tidak ingin PLTU baru nantinya menambah runtutan panjang bencana ini,” kata Sharon, organizer dari BTS ARMY Help Center Indonesia, penggemar BTS.
“Kami ingin hidup di bumi yang sehat, dan seperti kata idola kami, kami ingin menjadi welcome generation,” ujar mereka melalui rilis yang dikirim ke redaksi Konteks.co.id pada Selasa, 28 maret 2023.
Reaksi penggemar terhadap berita keterlibatan Hyundai
“Saya selalu mengira Hyundai adalah merek yang peduli dengan lingkungan tapi saya terkejut dan kecewa ketika melihat berita tersebut,” kata Inez, seorang SONE (penggemar dari Girls’ Generation), yang melihat berita terkait keterlibatan Hyundai dengan smelter aluminium di Twitter.
“Saya berharap Hyundai akan mempertimbangkan kembali kerjasama dengan Adaro dan kembali ke komitmennya untuk memproduksi kendaraan ramah lingkungan.”
Nabilla Gunawan, juru kampanye dari Market Forces mengatakan “Hipokrit bagi Hyundai untuk mengklaim dirinya sebagai pemimpin dalam memasok mobil listrik tapi di saat yang bersamaan membeli aluminium yang diproduksi oleh energi kotor.”
“Rencana Hyundai untuk membeli aluminium Adaro yang diproduksi PLTU baru adalah sebuah bencana bagi iklim dan dapat melemahkan komitmen perusahaan untuk mencapai karbon netral di 2045,” lanjutnya.
Andri Prasetiyo, Peneliti Trend Asia juga mendukung kampanye tersebut.
“Keterlibatan Hyundai dalam proyek ini akan membawa risiko pengulangan yang besar. Membangun PLTU baru yang melekat pada smelter mineral untuk rantai pemasok kendaraan listrik dapat mengancam masyarakat lokal, lingkungan, dan tujuan iklim global secara serius,” kata Andri Prasetiyo.
“Jangka pakai PLTU bertahan selama lebih dari 45 tahun. Akan mustahil dan hipokrit bagi Hyundai untuk mencapai karbon netral di 2045 jika mereka bergantung pada aluminium yang akan diproduksi oleh PLTU Adaro,” lanjutnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"