Digital

Marak Google Search dan ChatGPT, Begini Respons Kemenag


KONTEKS.CO.ID – Mesin pencari seperti Google Search dan ChatGPT yang dikembangkan OpenAI belakangan banyak digunakan pelajar, baik di Indonesia maupun dunia untuk mengerjakan soal sekolah.

Tak ingin siswa madrasah terbuai dengan mesin pencari, Kementerian Agama meminta para guru meningkatkan kapasitas dirinya agar dapat mengikuti perkembangan zaman.

“Para guru PAI (pendidikan agama Islam) harus meningkatkan penguatan dan kapasitas diri, karena guru PAI kehadirannya tidak bisa digantikan oleh mesin maupun kemajuan teknologi. Jangan biarkan anak-anak SMA mencari informasi hanya berdasarkan Googling (mesin pencari) tanpa ada pendampingan,” kata Direktur Pendidikan Agama Islam Kemenag Amrullah di Kota Malang, Jatim, dikutip Kamis, 16 Maret 2023.

BACA JUGA:   Biaya Haji 2023 Naik Rp30 Juta, Tidak Bijak dan Apa Prestasi BPKH

Pesan ini disampaikan Amrullah saat membuka Orientasi para Guru PAI SM) dan SMK yang diikuti para guru PAI SMA/SMK dari 12 Provinsi. Yaitu, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Orientasi ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan profesionalitas guru PAI. Mereka mendapat sejumlah materi, antara lain tentang pemanfaatan Google Workspace for Edu.

“Agar bisa menunjang efektifitas pembelajaran PAI SMA dan SMK,” ujarnya.

BACA JUGA:   Bos Google Coba Tenangkan Investor soal Popularitas ChatGPT

Para guru juga mendapat materi Praktik Penyusunan Modul Pembelajaran Kurikulum Merdeka PAI serta pelatihan menginsersi muatan Moderasi Beragama pada Kurikulum Merdeka tersebut.

Kepala Sub Direktorat PAI pada SMA/SMK dan SMALB Adib Abdushomad menjelaskan, saat ini untuk mencari sumber ilmu pengetahuan memang semakin mudah dan gampang.

Namun guru harus tetap menjadi rujukan utama siswa. “Orientasi ini salah satunya bertujuan agar para guru tetap update atas informasi dan perkembangan abad 21 ini,” kata Adib.

Selama orientasi, para guru juga mendapat materi cara mengintegrasikan Berpikir Kritis (Critical Thinking) dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, alias Higher Order Thinking atau HOT dari Dosen Flinder University Australia.

“Mereka kita wajibkan juga melakukan tindak lanjut atas hasil atau output dari kegiatan orientasi pengembangan pembelajaran PAI abad 21 ini,” pungkasnya. ***

BACA JUGA:   Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan 1444 H Jatuh pada Kamis 23 Maret 2023


Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"

Author

  • Iqbal Marsya

    Saya sudah lama bekerja sebagai wartawan. Awalnya di tahun 1999 bekerja di RRI Pro2 Jakarta, lalu melompat ke radio lokal. Tak lama, bergabung hampir 16 tahun dengan KORAN SINDO/SINDOnews. Kemudian ke kilat.com, indopos online, dan sekarang di KONTEKS.CO.ID

Berita Lainnya

Muat lagi Loading...Tidak ada lagi