Digital

Ini Daftar Smartphone Termudah dan Tersulit Diperbaiki, Jangan Salah Beli!

JAJAK PENDAPAT

Siapa pilihan Capres 2024 kamu?

KONTEKS.CO.ID – Perbaikan smartphone ada di artikel ini. Desain ponsel memiliki dampak signifikan pada ergonomi perangkat dan kemudahan perbaikannya bagi pengguna.

Seiring waktu, perakitan komponen internal menjadi semakin kompleks, seringkali membuat pengguna hampir tidak mungkin memecahkan masalah ponsel mereka sendiri. Namun, masih ada ponsel Android yang menawarkan kemudahan perbaikan smartphone. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan opsi tersebut.

Investigasi yang dilakukan oleh situs web Electronic Hub dan dilaporkan oleh SamMobile telah mengungkapkan ponsel mana yang saat ini paling mudah untuk diperbaiki.

Khususnya, Samsung dan Motorola adalah pilihan menonjol bagi individu yang mencari ponsel cerdas yang dapat dibuka dan diperbaiki dengan mudah dalam waktu singkat. Pendekatan ini memungkinkan pengguna untuk menghindari kebutuhan untuk menghabiskan banyak uang demi jasa perbaikan ahli.

Para peneliti di Electronics Hub memeriksa panduan perbaikan yang disediakan oleh iFixit untuk total 228 ponsel berbeda. Melalui analisis ini, mereka dapat mengidentifikasi ponsel Android yang saat ini paling mudah diperbaiki, serta waktu rata-rata yang diperlukan untuk setiap perbaikan.

BACA JUGA:   Detail Pertama Tentang Android 15 Sudah Bocor!

Selain itu, penelitian ini membantu mengidentifikasi ponsel cerdas yang menghadirkan tantangan perbaikan yang lebih kompleks bagi pengguna.

Handphone Paling Mudah Direparasi
Temuan studi tersebut menunjukkan bahwa Motorola Moto G7 saat ini merupakan ponsel Android termudah untuk diperbaiki, karena 50% perbaikannya dapat dilakukan dengan mudah oleh pengguna.

Selain itu, waktu rata-rata yang diperlukan untuk perbaikan perangkat ini sangat singkat, hanya 25 menit. Di posisi kedua, ada Samsung Galaxy A40, dengan 42,9% perbaikan dianggap ramah pengguna, dan waktu perbaikan rata-rata 32,6 menit per perbaikan.

Melengkapi tiga besar adalah model Samsung lainnya, Samsung Galaxy S22 Ultra 5G. Penelitian yang dilakukan oleh Electronics Hub mengungkapkan bahwa 33,3% perbaikan pada ponsel khusus ini mudah dilakukan oleh pengguna.

Namun rata-rata waktu perbaikan perangkat ini sedikit lebih lama, rata-rata 48,1 menit per perbaikan. Daftar 10 teratas juga menampilkan smartphone dari merek lain, termasuk beberapa iPhone dan dua model POCO.

BACA JUGA:   Gampang, Begini Cara Melacak HP Hilang dengan WhatsApp

Ponsel Paling Sulit Diperbaiki
Di ujung lain dari spektrum adalah Google Pixel 7. Ini menonjol sebagai ponsel yang paling menantang untuk diperbaiki.

Semua perbaikan perangkat ini terbilang rumit, rata-rata membutuhkan waktu 60,3 menit per proses perbaikan. Selain itu, daftar tersebut mencakup Samsung Galaxy Note 10, Redmi Note 11 Pro, Samsung Galaxy A53 5G, dan Samsung Galaxy A72, yang semuanya menghadirkan skenario perbaikan yang rumit bagi pengguna, dengan 100% perbaikan tergolong menantang.

Asus patut mendapat pengakuan karena memproduksi ponsel yang saat ini paling mudah diperbaiki. Perangkat mereka dikenal karena kesederhanaannya dalam perbaikan dan waktu yang wajar yang diperlukan untuk setiap prosedur.

Sebaliknya, Sony menonjol karena memproduksi smartphone yang dianggap paling sulit diperbaiki di pasar saat ini. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa kemampuan perbaikan ponsel Google Pixel semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir, sehingga semakin mempersulit pengguna untuk memperbaiki handphone tersebut di rumah.

BACA JUGA:   Harga HP Google Pixel 6A dan Spesifikasinya yang Ngerih!

Mengapa Kemampuan Perbaikan Penting?
Kemampuan perbaikan ponsel penting karena beberapa alasan. Pertama, ini memungkinkan pengguna menghemat uang untuk perbaikan. Jika telepon mudah diperbaiki, pengguna seringkali dapat melakukannya sendiri, yang dapat menghemat banyak uang untuk biaya tenaga kerja.

Kedua, perbaikan baik untuk lingkungan. Ketika telepon tidak dapat diperbaiki, sering berakhir di tempat pembuangan sampah, di mana mereka dapat melepaskan polutan berbahaya ke lingkungan.

Terakhir, kemampuan untuk diperbaiki adalah masalah hak konsumen. Pengguna harus memiliki hak untuk memperbaiki perangkat mereka sendiri. Dan mereka tidak boleh dipaksa untuk membeli ponsel baru saat ponsel lama mereka rusak. ***



Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"

Author

  • Iqbal Marsya

    Saya sudah lama bekerja sebagai wartawan. Awalnya di tahun 1999 bekerja di RRI Pro2 Jakarta, lalu melompat ke radio lokal. Tak lama, bergabung hampir 16 tahun dengan KORAN SINDO/SINDOnews. Kemudian ke kilat.com, indopos online, dan sekarang di KONTEKS.CO.ID

Berita Lainnya

Muat lagi Loading...Tidak ada lagi