KONTEKS.CO.ID – Istilah KRS sudah tidak asing lagi bagi para mahasiswa karena berkaitan dengan rencana studi dalam perkuliahan. Adapun penggunaannya yaitu pada masa daftar ulang.
Dikutip dari Damanik dalam buku Ramuan Ajaib Pejuang Sarjana, KRS merupakan singkatan dari Kartu Rencana Studi. KRS sendiri berarti lembar yang harus diisi dengan mata kuliah yang akan diambil di semester selanjutnya.
KRS juga dapat didefinisikan sebagai lembaran yang didalamnya memuat informasi berupa mata kuliah wajib, mata kuliah pilihan, serta jumlah SKS-nya.
Pengisian KRS dapat digunakan untuk memastikan jumlah mata kuliah yang diambil telah mencukupi rata-rata SKS yang wajib ditempuh per semesternya.
Dengan demikian KRS dapat membantu mengatur studi selama masa perkuliahan di perguruan tinggi.
Saat ini, setiap perguruan tinggi telah menerapkan sistem KRS Online, sehingga pengaturan jadwal kuliah dapat dilakukan dengan mudah dimana saja termasuk di rumah. Berbeda halnya dengan dulu, KRS dilakukan dengan menuliskan mata kuliah beserta jumlah SKSnya pada kartu yang berbentu seperti formulir.
Selain KRS, terdapat istilah lain yaitu KHS, merupakan akronim dari Kartu Hasil Studi. KHS memiliki fungsi yang sama dengan rapor saat sekolah yang berisi penilaian selama kegiatan perkuliahan di semester tersebut.
Pada lembar KHS, mahasiswa dapat mengetahui pencapaian yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di semester tersebut. Pencapaian ini termuat dalam bentuk nilai skala 4.00 dan nilai Abjad (A-E). Selain itu, mahasiswa dapat mengetahui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan Indeks Prestasi Semester (IPS) melalui lembaran KHS.
Dengan demikian terdapat perbedaan antara KRS dan KHS. KRS ialah kartu rencana studi yang digunakan untuk memilih mata kuliah selama satu semester ke depan. Sementara KHS atau Kartu Hasil Studi berisi penilaian setiap mata kuliah yang diikuti di semester yang bersangkutan. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"
