KONTEKS.CO.ID – Bagi para atlet, gaya lompat tinggi menjadi penentu terbesar apakah dia dapat melintasi mistar atau tidak tanpa melepaskannya. Jika berhasil dalam tiga kali upaya, mereka berhak melangkah ke babak selanjutnya dengan ketinggian palang yang dinaikan.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut uraian ringkas tentang jenis-jenis gaya lompat tinggi:
1. Gaya Gunting atau Scissors
Gaya gunting diperkenalkan oleh Michael Sweeney pada 1896. Dia memodifikasi gaya jongkok menjadi gaya gunting yang dianggapnya lebih efektif untuk lompat tinggi.
Teknik ini sangat mudah dipelajari karena untuk awalan, pelompat memposisikan badannya tegak lurus dengan sedikit miring ke arah tiang mistar.
Dengan momentum yang pas, kaki yang menjadi tumpuan akan melakukan tolakan untuk melewati mistar. Kemudian diikuti kaki satunya saat mendarat.
2. Gaya Guling atau Eastern Cut-off
Eastern cut-off merupakan teknik yang menjadi evolusi dari gaya gunting. Gaya lompat tinggi ini mulai digunakan atlet profesional di tahun 1940.
Gerakan ancang-ancang dimulai dengan posisi tubuh mengarah ke samping, tergantung kaki mana yang dipakai sebagai tumpuan.
Saat meloncat melewati mistar, kaki lainnya diayunkan lurus ke depan dan menyilang. Lalu diikuti kaki tolakan. Sehingga seolah-olah kedua kaki terlihat menggunting. Ketika mendarat, kaki tumpuan akan jatuh terlebih dahulu.
3. Gaya Guling Sisi atau Western Roll
Gaya guling sisi atau disebut juga side roll dipopulerkan pertama kali oleh G. Horin dari Amerika Serikat pada 1912. Biasanya atlet yang mengadopsi gaya lompat tinggi ini, akan melakukan ancang-ancang dari samping antara 35-40 derajat dari tiang mistar.
Saat mencapai kecepatan lari maksimum, si pelompat menggunakan kaki terdekatnya dengan mistar untuk melakukan lompatan sekuat-kuatnya. Kaki terdekat dengan mistar akan diangkat untuk melewatinya dari arah samping. Kemudian tubuhnya diposisikan sebaik mungkin ketika mendarat.
Sayangnya, saat ini gaya Western Roll sudah ditinggalkan. Alasannya teknik ini tidak dapat berkembang karena peraturan yang berlaku.
4. Gaya Straddle
Gaya lompat tinggi ini diawali dari samping menuju tiang mistar. Gerakan selanjutnya yaitu melakukan langkah ganjil 3-9 langkah tergantung ketinggiannya.
Saat melompat dan mengudara di atas mistar, posisi badan telungkup atau mistar dekat perut. Lalu si pelompat akan mendarat dengan sikap tubuh sebaik mungkin.
5. Gaya Fosbury Flop
Atlet yang memakai gaya lompat tinggi ini akan melengkungkan tubuhnya, ketika berada di atas mistar. Saat mengudara, posisi badannya terlentang dengan kedua kaki dalam kondisi rileks.
Saat mendarat, bagian punggung akan menyentuh matras terlebih dahulu. Lalu diikuti kedua kaki.
Seperti disebutkan sebelumnya, gaya fosbury flop merupakan teknik yang sangat populer di kalangan atlet lompat tinggi. Teknik ini dinilai sangat efektif untuk melakukan lompatan setinggi-tingginya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"