KONTEKS.CO.ID – Siswa Indonesia berprestasi. Mereka kembali mengibarkan Merah Putih di ajang kompetisi internasional. Setelah sukses IMO di Chiba, Jepang, kini tampil mengesankan di International Physics Olympiad (IPhO) ke-53 di Tokyo.
Para siswa Indonesia berprestasi tergabung dalam Tim Olimpiade Fisika Indonesia tampil membanggakan di kompetisi sains Olimpiade Fisika Internasional atau International Physics Olympiad (IPhO) ke-53.
Luma siswa berhasil meraih dua medali perak, satu perunggu, dan dua Honourable Mentions.
Para siswa yang mencatat prestasi di kompetisi IPhO adalah Savero Lukianto Chandra (SMA Fransiskus Kota Bandar Lampung) dan Fansen Candra Funata (SMA Darma Yudha Pekanbaru). Keduanya meraih medali perak.
Lalu medali perunggu dibawa pulang Muhammad Arif Khalfani Ismail (SMA Fatih Bilingual School Banda Aceh). Sedangkan Honourable Mentions dipersembahkan oleh Muhammad Zaidan Naja (MAN 2 Kota Malang) dan Ahmad Nafi Ramadhan (SMA Al Kahfi Kabupaten Bogor).
“Keberhasilan mereka meraih dua perak, satu perunggu, dan dua Honourable Mentions merupakan suatu kebanggaan untuk Indonesia,” kata Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hendarman, dilansir Jumat 21 Juli 2023.
Dia menambahkan, ada siswa asal Pekanbaru yang meraih medali perak. Ini capaian yang luar biasa dan menjadi suatu pembangkit untuk daerah lainnya.
“Juga ada siswa dari Banda Aceh meraih perunggu, dan merupakan siswa pertama Banda Aceh yang pernah meraih medali di IPhO ini,” tambah Hendarman.
Dirinya berharap pada ajang talenta internasional lainnya Indonesia bisa meraih prestasi lebih baik lagi. “Puspresnas juga akan mengadakan evaluasi agar ke depannya lebih baik lagi dan tentunya kami berharap agar lebih banyak medali yang diperoleh dan dari daerah yang beragam,” harapnya.
Cerita Siswa Indonesia Berprestasi di IPhO Jepang
Para siswa di ajang IPhO turut didampingi oleh Tim Pembina yaitu Syamsu Rosid dari Universitas Indonesia (FMIPA UI); Rinto Anugraha NQZ dari Universitas Gadjah Mada (UGM); dan Bobby Eka Gunara dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Syamsu Rosid mengungkapkan, pelaksanaan IPhO kali ini berjalan lancar dan kondusif sehingga peserta dari seluruh dunia dapat berkumpul setelah berpisah selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19.
“Pada pelaksanaan, alhamdulillah anak-anak kita jauh lebih baik di Tes Teori. Mudah-mudahan di IPhO tahun depan di Teheran, Iran, kita bisa mempersiapkan anak-anak jauh lebih baik lagi,” ujarnya.
Tim Indonesia di ajang IPhO tahun ini bersaing dengan 394 peserta dari 80 negara. Pada hari Selasa (11/7) Tim Indonesia mengikuti Tes Eksperimen dan pada hari Kamis (13/7) dilanjutkan dengan Tes Teori.
Salah satu siswa peraih medali perak, Savero Lukianto Chandra menceritakan, ajang IPhO tahun ini berjalan dengan sangat kompetitif. “Saya mendapatkan pengalaman yang berharga bisa bertemu dengan peserta dari berbagai negara,” ujar Savero.
Savero mengungkapkan, medali perak yang dia raih bukan hanya dari kerja keras dirinya semata-mata, tetapi juga dari para pembina. “Saya berharap melalui prestasi di IPhO ini bisa membawa saya ke masa depan yang lebih cemerlang, ” pungkasnya.
Untuk diketahui, IPhO merupakan kompetisi bergengsi tahunan bagi pelajar seluruh dunia yang berbakat di bidang fisika. IPhO ke-53 diselenggarakan secara luring pada 10-17 Juli dengan tuan rumah Tokyo, Jepang.
Setelah tiga tahun berturut-turut dengan pelaksanaan secara daring, pada akhirnya IPhO dapat diadakan secara luring pada tahun ini. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"