KONTEKS.CO.ID – Wowon The Killer ternyata telah menyiapkan lubang galian di dalam rumah kontrakan tempat kejadian pembunuhan di Kampung Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.
Bila melihat dari cara Wowon cs melakukan pembunuhan dan menguburkan korban sebelumnya, diperkirakan lubang galian di rumah kontrakan di bekasi juga dipersiapkan untuk menguburkan korban.
“Hasil pemeriksaan di TKP ditemukan bahwa tidak ada tanda kerusakan pintu depan pintu belakang. Yang menarik terdapat lubang galian 1x 2 meter di area belakang rumah,” kata Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Fadil Imran.
konteks.co.id mendapatkan gambar saat para korban pembunuhan oleh Wowon The Killer ditemukan tergeletak di dalam rumah kontrakan dengan mulut berbusa setelah diracun.
Penemuan korban diketahui setelah salah satu saksi mendengar suara rintihan seorang perempuan dari sebelah rumahnya.
Tapi karena saksi itu takut untuk melihat ke lokasi, dia memanggil saksi lainnya. Keduanya kemudian secara bersama-sama membuka pintu rumah kontrakan tempat kejadian.
Saat pintu dibuka, saksi melihat ada orang-orang yang sedang tergeletak di dalam dalam rumah kontrakan di ruang tamu. Kondisi korban ditemukan dalam keadaan mulut mengeluarkan busa.
Saksi lalu memberitahukan kepada perangkap desa setempat. Perangkat desa dan warga masuk untuk memastikan korban.
Dari penelusuran, ada dua orang laki-laki tergeletak di ruang tamu, satu orang perempuan tergeletak di kamar belakang bersama satu anak kecil yang masih sadarkan diri dan satu orang laki-laki yang tergeletak di kamar depan.
Menurut keterangan saksi, seluruh korban telah mengeluarkan busa dari mulutnya. Lalu korban dibawa ke Rumah Sakit Bantargebang menggunakan ambulance yang ada di Kelurahan Ciketingudik.
Korban adalah Ai Maemunah, yang merupakan istri Wowon yang meninggal di rumah sakit, Ridwan Abdul Muiz, yang meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit dan Muhamad Riswandi, yang meninggal di rumah sakit. Para pelaku melakukan pembunuhan dengan memberikan racun pestisida.
“Pembunuhan atau biasa disebut serial killer dengan motif janji-janji yang dikemas supranatural untik membuat orang menjadi sukses atau kaya,” kata Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Fadil Imran.
Para pelaku ini melakukan pembunuhan terhadap tiga orang yang masih ada hubungan keluarga dengan Wowon, karena mengetahui tindakan kejahatan oleh Wowon dan rekannya.
“Keluarga dekat dianggap mengetahui dia melakukan tindak pidana lain berupa pembunuhan dan penipuan kepada korban lain,” kata Fadil Imran.
Menurut Fadil Imran, pelaku ini selalu mengambil harta milik korbannya. Setelah dibunuh, korban dikubur dan dibuang ke laut.
“Pembunuhan diawali penipuan janji dan motif sukses hidup. Setelah korban menyerahkan harta bendanya lalu para korban dihilangkan, termasuk saksi yang mengetahui. Itu yang disebut perjuangan. Kalau kita ingat kasus terpidana Rian Jombang kurang lebih sama,” katanya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"